Kontrak I Fasilitas Produksi Banyu Urip Senilai US$ 746 Juta Ditandatangani


Total investasi dari lima kontrak tersebut, diperkirakan sekitar US$ 1,3 miliar. Ditargetkan sisa kontrak lainnya dapat ditandatangani sebelum akhir 2011, sehingga produksi penuh minyak dari Lapangan Banyu Urip dapat terwujud pada akhir 2013.

 

“Dengan target penyelesaian 36 bulan untuk semua kontrak EPC, produksi penuh sebesar 165.000 barel minyak bumi per hari dapat tercapai sesuai jadwal,” kata Kepala BPMIGAS R. Priyono usai menyaksikan penandatanganan yang dilakukan oleh Tripatra Engineers & Construction, Samsung Engineering Co.Ltd dan Mobil Cepu Ltd.

 

Empat proyek lain yang segera menyusul ditandatangani adalah EPC 2 untuk fasilitas offshore pipeline (72 km) sebesar US$ 60 juta, EPC 3 untuk fasilitas offshore pipeline (23 km) and mooring tower senilai US$ 120 juta, EPC 4 untuk FSO (floating storage and offloading) sebesar US$ 300 juta dan EPC 5 untuk infrastructure facilities senilai US$ 95 juta.

 

Priyono mengemukakan, Proyek Banyu Urip ini merupakan proyek yang sangat dinantikan, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Realisasi peningkatan produksi yang cukup besar seperti di Banyu Urip, kemungkinan besar belum tentu akan terulang dalam lima tahun ke depan. Hal ini mengingat selama 10 tahun terakhir belum ditemukan cadangan minyak dalam skala besar seperti yang ditemukan di Banyu Urip.

 

”Kegiatan eksplorasi yang berhasil menemukan cadangan besar, umumnya penemuan cadangan gas. Misalnya, proyek Tangguh, Masela dan Natuna,” katanya.

 

Pengembangan Lapangan Banyu Urip, masih mengalami kendala pembebasan tanah yang akan digunakan untuk mendukung proyek. Oleh karena itu, BPMIGAS meminta semua pihak terkait untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada.

 

Pembangunan fasilitas proyek Banyu Urip mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, fasilitas produksi pusat dan pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanna dan alir-muat terapung bermuatan maksimal 1,7 juta barel. Proyek ini direncanakan dapat menghasilkan kurang lebih 450 juta barel minyak selama masa kontrak.

 

Proyek Banyu Urip mulai mengoperasikan fasilitas produksi pada awal Agustus 2009. Fasilitas ini telah mampu memproduksi 20.000 barel minyak per hari. Mobil Cepu merupakan operator dari Blok Cepu, Mobil Cepu dan Ampolex (Cepu) PTE Ltd yang merupakan anak perusahaan ExxonMobil Corporation, memegang 45% saham partisipasi blok itu bersama Pertamina EP Cepu yang memiliki 45% saham dan Badan Kerjasama Blok Cepu (BKS) dengan 10% saham.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.