Hal
ini diungkapkan Deputi Umum BPMIGAS Widjonarko, saat Forum Konsultasi Pengadaan
Barang/Jasa Wilayah Natuna, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, dan offshore north west java (ONWJ) di
Bandung.
Dia
menjelaskan, pengadaan barang dan jasa yang merupakan ujung proses pembelanjaan
anggaran sering dituntut memberikan dukungan yang maksimal bagi tercapainya
target produksi migas nasional. Biaya cost
recovery yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir,
juga membuat pengadaan dituntut kontribusinya agar dapat melakukan penghematan
biaya operasional melalui strategi pengadaan dan manajemen material yang
efektif dan efisien.
Di
sisi lain, tren kegiatan hulu migas yang mengarah ke lepas pantai dan semakin
ke timur dengan perairan laut yang lebih dalam, menyebabkan sektor ini lebih
padat modal, padat teknologi, dan lebih beresiko. Hal ini akan menimbulkan
tantangan yang lebih besar bagi kemampuan dan pemberdayaan kapasitas nasional.
Dengan
kondisi ini, kata Widjonarko, pengadaan barang/jasa harus berpijak pada
penghematan, meningkatkan pemberdayaan kapasitas nasional dan debottlenecking proses pengadaan dengan
tetap mengacu pada koridor peraturan yang berlaku.
“Tujuan akhirnya, tercapainya target produksi
migas nasional,†katanya.