Kenaikan Harga BBM Bukan Akal-akalan Pemerintah

”Percayalah, pemerintah tidak ngakal-ngakalin. Kalau tidak terpaksa, tidak kami ambil keputusan ini,” katanya dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Rabu (29/3) malam.

Wacik juga membantah isu bahwa kenaikan harga BBM subsidi merupakan upaya pemerintah mendapatkan uang demi membiayai kebutuhan politik.

Ia menambahkan, tidak pernah ada presiden yang ingin menyusahkan rakyatnya. Dari enam presiden yang dimiliki Indonesia, seluruhnya pasti menyayangi rakyat yang dipimpinnya. Kecuali BJ Habibie, lima presiden Indonesia pernah menaikkan harga BBM.

”Tidak ada yang ingin menyengsarakan rakyatnya. Saya yakin dan mengajak masyarakat untuk yakin juga,” tambahnya.

Wacik menyadari, selama 6 bulan pertama sejak BBM dinaikkan, pasti akan dirasakan berat oleh masyarakat. Karena itu, pemerintah memberikan kompensasi dalam bentuk bantuan langsung sementara, beasiswa, raskin dan bazaar-bazaar murah. Disediakan pula kompensasi untuk transportasi sebesar Rp 5 triliun.

Dijelaskannya, harga BBM subsidi terpaksa dinaikkan karena harga minyak Indonesia (ICP) semakin meningkat yang sejalan dengan harga minyak mentah di pasar internasional. Peningkatan harga ini disebabkan oleh krisis ekonomi dunia dan keadaan geopolitik di Timur Tengah.

Peningkatan harga minyak mentah ini, telah berlangsung sejak tahun lalu. Pada Oktober 2011, harga ICP mencapai US$ 109 per barel. November 2011 menjadi US$ 112 per barel dan Desember mencapai US$ 110 per barel. Angka ini meningkat menjadi US$ 115 per barel pada Januari 2012 dan Februari menjadi US$ 122 per barel. Untuk Maret 2012, diperkirakan ICP mencapai US$ 128 per barel.

”Dengan ICP seperti itu, tidak ada cara yang cepat menanggulanginya kecuali menaikkan harga BBM,” ujar Wacik.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.