Keanggotaan OPEC, Terserah Indonesia

President OPEC Chakib Khelil mengemukakan hal itu dalam kunjungannya ke Departemen ESDM, Selasa (29/7).
 
Menurut Khelil, bukan kapasitas OPEC untuk menentukan apakah Indonesia harus tetap menjadi anggota atau tidak. Juga menjadi peninjau. Hal itu sepenuhnya hak Indonesia untuk memutuskannya.
 
Dikatakannya, OPEC dapat memahami keputusan Indonesia untuk keluar dari organisasi tersebut. Namun demikian, ia tetap mengharapkan agar di masa mendatang Indonesia dapat kembali menjadi anggota dan memegang peranan yang cukup penting.
 
Hingga akhir 2008, Indonesia masih tercatat sebagai anggota OPEC karena telah membayar iuran tahunan sebanyak US$ 2 juta.
 
Harga minyak
Mengenai harga minyak dunia ke depan, papar Khelil, sulit untuk diprediksi karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Harga minyak saat ini, lebih dipengaruhi oleh situasi pasar dan geopolitik, bukan pasokan dan permintaan.
 
Namun demikian, lanjut Khelil, harga minyak dapat turun hingga mencapai US$ 70-80 per barel. Mengenai waktunya, ia tidak dapat memperkirakannya.
 
Penurunan ini antara lain dipengaruhi oleh menguatnya nilai tukar dolar AS, menurunnya ketegangan di Iran serta berkurangnya permintaan minyak akibat resesi di AS.
 
Menurunnya harga minyak juga dipengaruhi oleh berkurangnya permintaan di Cina dan India.
 

Berdasarkan data OPEC, hingga 2030 mendatang, 90% peningkatan permintaan minyak dunia berasal dari negara berkembang di mana 60% merupakan negara berkembang di Asia.

Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini, Khelil berkesempatan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Jusuf Kalla, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan stakeholder migas.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.