Menteri ESDM Jero Wacik
menyatakan hal tersebut ketika meresmikan pabrik ulir terintegrasi dalam negeri
PT Dhiva Sarana Metal di Batam, Jumat (28/2).
Dia mengatakan, saat ini sebagian besar peralatan yang digunakan dalam kegiatan
industri migas, masih diimpor. Pemerintah terus mendorong agar prosentase impor
terus berkurang, sehingga dapat membuka lapangan kerja serta mendorong
perekonomian nasional.
"Misalnya pipa ulir ini. Dulu impor, sekarang sebagian sudah bisa
diproduksi di dalam negeri. Saya juga sudah meminta beberapa perusahaan untuk
membuat rig," tambah Wacik.
Diakuinya, harga barang produksi dalam negeri ada yang lebih mahal ketimbang
impor. Meski demikian, Wacik menghimbau para KKKS agar memilih barang produksi
dalam negeri karena ini menunjukkan adanya keberpihakan kepada nasional.
"Jangan gampang impor kalau dalam negerinya ada," tandasnya.
Wacik memaparkan, industri migas dalam perekonomian nasional masih
memegang peranan penting. Hampir sekitar Rp 400 triliun pendapatan negara,
diperoleh dari migas. Oleh karena itu, industri migas harus dijaga dengan
menciptakan iklim yang kondusif.
"Jangan ada friksi-friksi yang terlalu keras. Walaupun 2013 merupakan
tahun politik, Pemerintah tetap fokus mengurus negara agar ekonominya
tumbuh," ujarnya.
Para pengusaha di sektor migas diminta tetap melaksanakan kegiatannya seperti
biasa serta menggalang kekuatan agar ekonomi Indonesia terus meningkat. (Tursilowulan)