Hal itu disampaikannya dalam jumpa pers di Kementerian
ESDM, Selasa (6/11) siang, didampingi Dirjen Migas Evita H. Legowo, Sekjen
Waryono Karno, Dirjen Listrik Jarman dan Irjen ESDM M. Teguh Pamudji.
Wacik memaparkan, gelar ksatria itu diberikan kepada
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas prestasinya di bidang ekonomi,
keberhasilan membangun demokrasi yang semakin matang, kebebasan pers dan peran
penting Indonesia
dalam perubahan iklim.
â€ÂDilihat oleh Ratu Inggris, ekonomi Indonesia tumbuh
berkelanjutan walaupun situasi dunia selama 8 tahun kepemimpinan SBY, ekonomi
dunia tidak bersahabat,†kata Wacik.
Beberapa orang yang sudah memperoleh gelar itu, antara
lain mantan Presiden Amerika, Ronald Reagan, mantan Presiden Prancis Jacques
Chirac dan Presiden Turki Abdullah Gul.
Di sisi lain, cadangan gas Tangguh yang ditemukan tahun
1990, baru mulai berproduksi tahun 2006 dengan komposisi 100% ekspor ke China
dan Amerika. Saat itu, dalam negeri belum memerlukan gas bumi. Semula harganya
US$ 2,4 per MMBTU dan direnegosiasi menjadi US$ 3,35 per MMTU pada tahun 2006.
Ketika diangkat menjadi Menteri ESDM pada Oktober 2012,
salah satu yang menjadi pemikiran Wacik adalah gas Tangguh untuk domestik.
Dalam minggu pertama, ia memanggil pimpinan BP Tangguh dan meminta agar gas
dari Train 1 dan 2 juga dialokasikan untuk domestik karena rakyat Indonesia kini
membutuhkan gas. Setelah melalui proses yang alot, akhirnya disetujui untuk
memberikan 150 MMSCFD kepada domestik. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi
230 MMSCFD atau setara 20 kargo per tahun.
Selanjutnya, Pemerintah meminta agar pengembangan Train 3
Tangguh dapat dipercepat. Wacik juga meminta agar domestik mendapat bagian.
Semula BP menyatakan akan memberikan 25%. Namun Wacik meminta agar jumlah
tersebut ditingkatkan dan akhirnya disetujui sebesar 40% untuk domestik. Untuk
pengembangan Train 3 ini, investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 12 miliar.
“Minggu lalu, di Inggris, kita
pegang ikatannya lebih kencang (dengan penandatanganan kesepakatan),†tegas
Wacik.
Ditegaskan Wacik, dirinya
bersama jajaran berjuang keras agar Train 3 Tangguh dapat dikembangkan lebih
cepat dan memberikan sebagian produksinya untuk domestik.
“Tidak ada hubungan gelar Presiden
dengan gas Tangguh. Kita berjuang untuk kepentingan rakyat kita,â€Â
katanya.
Bagi Wacik, capaian ini
termasuk besar dan membuatnya gembira. Karena itu, pengembangannya harus terus
dikawal agar berjalan sesuai rencana.