Jangan Ragu Lakukan Pengurangan Subsidi

Langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi subsidi BBM, antara lain dengan menaikkan harga bensin Premium sedikit demi sedikit, sampai harganya sama dengan Pertamax dan mengkonversi BBM industri (Solar & MFO) dengan Coal Water Mixture seperti yang dilakukan China saat ini.

 

Demikian salah satu hasil Curah Pendapat Masyarakat Minyak dan Gas Indonesia (MMGI) dengan pemerintah di Auditorium Departemen ESDM, beberapa waktu lalu.

 

MMGI juga menyarankan perlunya dilakukan persiapan infrastruktur dan finansial bagi para pelaku usaha demi menyukseskan pengurangan subsidi BBM.

 

Mengenai rencana pemerintah untuk mengalihkan premium oktan 88 ke 90 jika harga minyak dunia pada 2008 rata-rata US$ 100 per barel, MMGI menilai hal itu terkesan tergesa-gesa serta meminta pemerintah melakukan kajian lebih mendalam.

 

Curah pendapat MMGI dibuka oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan dihadiri oleh Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso, Wakil Kepala BPMIGAS Abdul Muin dan para pejabat terkait lainnya.

 

Dalam sambutannya, Purnomo mengungkapkan kenaikan beban subsidi BBM seiring melonjaknya harga minyak dunia. Pengurangannya, hanya mudah diucapkan namun sulit dilakukan.

 

”Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor politis dan sosial yang tidak dapat dengan mudah dikesampingkan,” ucapnya.

 

Secara konseptual, lanjut Purnomo, banyak kebijakan pemerintah yang bagus untuk dilakukan. Namun hambatan operasional di lapangan, membuat kebijakan tersebut tidak dapat dilaksanakan.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.