Ingin Peroleh Gambaran Kondisi Fasilitas Produksi, BPMIGAS Asesmen KKKS

Menurut Kepala Dinas Pemeliharaan Operasi BPMIGAS Julius Wiratno, asesmen dilakukan mengingat 70% peralatan migas di Indonesia tergolong tua karena berusia 25-30 tahun.

Asesmen perdana dilakukan terhadap peralatan yang dimiliki PT Chevron Pacific Indonesia di Riau, 4-9 April 2011 lalu. Pemilihan Chevron karena produksi minyaknya mencapai 370 ribu barel per hari. Terjadinya penghentian operasi secara tidak terencana (unplanned shutdown) di Chevron akan mempengaruhi produksi minyak secara nasional. Selain itu, manajemen pemeliharaan peralatannya juga sangat kompleks.

“Untuk satu lapangan Duri saja terdapat 17 ribu peralatan,” katanya di Jakarta, Senin kemarin.

Setelah Chevron, asesmen akan dilakukan di semua kontraktor, Salah satu langkah asesmen adalah melakukan update pendataan/inventarisasi secara bertahap terhadap peralatan utama fasilitas produksi seluruh kontraktor. Harapannya, dapat meningkatkan ketersediaan dan keandalan fasilitas produksi untuk menekan hilangnya produksi minyak dan gas bumi. Dalam setiap asesmen akan ada rekomendasi teknis untuk peningkatan kualitas pemeliharaan kontraktor tersebut.

“Kami mendorong kontaktor untuk melaksanakan strategi pemeliharaan yang efektif dan efisien,” kata dia.

Julius berharap, langkah ini dapat menekan terjadinya unplanned shutdown yang disebabkan kegagalan peralatan/fasilitas produksi. Pasalnya, kegagalan teknis operasional peralatan merupakan penyumbang terbesar terjadinya unplanned shutdown.

Hingga 7 April 2011, terjadi 201 kejadian yang menyebabkan kehilangan potensi produksi sebesar 33 ribu barel minyak per hari (bopd). Dari jumlah tersebut, terjadi 153 kejadian unplanned shutdown yang menyebabkan kehilangan potensi produksi sebesar 22 ribu bopd. “Lebih dari 100 kasus disebabkan karena rusaknya peralatan,” kata Julius.

Dicontohkan, adanya 88 kasus kerusakan fasilitas produksi dan operasi, seperti rusaknya pipa dan kompresor yang menyebabkan kehilangan potensi produksi lebih dari 6.000 bopd. Sedangkan terjadi 14 kejadian kelistrikan, seperti rusaknya turbin, trafo, dan jaringan listrik yang menyebabkan kehilangan potensi produksi sebesar 1.600 bopd.

“Dengan asesmen, diharapkan kerusakan peralatan yang bisa dikontrol dapat ditekan seminimal mungkin dengan melakukan perawatan preventif, prediktif dan proaktif,” katanya.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.