Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo dalam rapat
membahas pasokan gas dari Blok Lematang yang dikelola Medco E&P, Rabu
(25/3), mengemukakan, untuk menarik investor di bisnis ini, perlu dilakukan
studi mendalam oleh lembaga independen mengenai pasokan gas dan kapasitas pipa
yang dibutuhkan untuk mengalirkan gas.
â€ÂKalau sudah diketahui
kapasitas yang dibutuhkan dan hitung-hitungan ekonomisnya, pasti banyak
investor yang tertarik,†katanya.
Dalam waktu dekat, Evita
berencana akan mengundang BPH Migas, BPMIGAS serta transporter seperti PT PGN,
PT TGI dan PT Pertagas untuk membahas hal ini lebih lanjut.
Dikatakan Evita, saat ini
untuk mengalirkan gas melalui pipa, masih sangat tergantung pada pipa transmisi
dan distribusi milik PT PGN. Ketergantungan ini sedikit banyak menghambat upaya
pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
â€ÂMigas masih menjadi tulang
punggung penerimaan negara. Jika kita ingin penerimaan kita bertambah, maka
masalah pipa gas yang terbatas ini harus ditangani serius,†tegasnya.
Pasokan gas Medco
Sementara itu mengenai pasokan
gas dari Blok Lematang yang dikelola PT Medco E&P Lematang sebesar 49 BBTUD
yang dijadwalkan mengalir pada bulan April 2009 untuk pembangkit listrik di
Jawa yang sempat bermasalah, rapat menyepakati akan dialokasikan untuk
pembangkit listrik di Batam atau pembangkit lain melalui pipa milik PT PGN dan
PT TGI. Namun demikian, masih perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan
koordinasi Dirjen Migas.
Hadir dalam rapat tersebut,
wakil dari Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, PT PGN Tbk, PT PLN (Persero),
PT Medco E&P Lematang, BPMIGAS dan BPH Migas.