“Kita akan menyampaikan bahwa kita akan membangun LNG receiving terminal,†kata Dirjen
Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo di Auditorium ESDM, Senin (22/3), usai
pelantikan Pejabat Eselon II Kementerian ESDM.
Jika Korea Selatan
berminat, lanjut Evita, dapat ikut serta dalam tender atau menyiapkan kapal.
“Kalau sudah punya LNG
receiving terminalkan otomatis
butuh kapal lebih banyak,†ujar Evita.
Selain FRST yang
akan dibangun di Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur, Indonesia
masih membutuhkan beberapa FSRT lagi.
Antara lain Bali dan Sulawesi Selatan.
Terkait dengan rencana pembangunan FRST di Sumatera Utara
dan Jawa Barat, telah dilakukan koordinasi antara Ditjen Migas, BPMIGAS, PT PGN
dan PT Pertamina pada awal Maret lalu. Menurut Direktur Pembinaan Program Migas
Heri Pernomo, pertemuan itu merupakan monitoring pelaksanaan pembangunan FSRT,
dengan tujuan agar proyek tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Diharapkan pada September 2011, pembangunan dua FSRT itu sudah rampung sehingga
dapat memenuhi kebutuhan gas di daerah tersebut yang selama ini defisit.
“Sesuai dengan Neraca Gas Indonesia 2010-2025, pada 2012
sudah dimasukkan adanya tambahan pasokan gas dengan beroperasinya LNG Receiving Terminal ini. Jadi diharapkan pembangunannya dapat sesuai
rencana,†kata Heri.