Demikian dikemukakan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro ketika membuka The 5th Joint OPEC-IEA Workshop di Bali, (17/5). Hadir dalam kesempatan itu, Sekjen OPEC Abdalla Salem El-Badri dan Executive Director International Energy Agency (IEA) Claude Mandil, Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso serta Gubernur OPEC Indonesia Maizar Rahman.
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, lanjut
“Posisi
Purnomo memandang penting ajang workshop ini karena dapat merintis kerja sama produsen dan konsumen sehingga dapat berbagi informasi untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan energi khususnya minyak.
“Diharapkan kita semua dapat belajar mengenai masalah-masalah penting dan ketidakpastian akan kebutuhan minyak, terutama di
Workshop OPEC-IEA ke 5 menekankan pada masalah dan ketidakpastian kebutuhan minyak di kawasan Asia di tahun-tahun mendatang, dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas dan kepastian pasar minyak yang merupakan tanggung jawab bersama produsen dan konsumen, dengan pusat perhatian pada munculnya China dan India di pasar energi dunia secara signifikan
Hasil pembahasan dari presentasi dan diskusi ini akan dipublikasikan oleh OPEC dan juga menjadi masukan bagi penyusunan perspektif minyak dunia 2007 yang dibuat oleh IEA.
Hadir dalam workshop ini, delegasi tingkat tinggi yang mewakili sekretariat OPEC dan IEA, pejabat senior pemerintahan dari negara-negara anggota OPEC, pakar internasional di bidang analisa energi dan ekonomi serta perwakilan dari institusi internasional. (Copyright by Ditjen Migas)