Indonesia Ajak Norwegia Kerja Sama Mini LNG Terminal dan Kilang LPG


Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo pada seminar mengenai gas yang diselenggarakan Indonesia dan Nowegia di Hotel Borobudur, Rabu (5/10), menekankan adanya  peluang besar untuk mengkonkritkan kerja sama dua negara yaitu pembangunan mini LNG terminal, kilang LPG serta jaringan transmisi dan distribusi.
 
“Kami percaya, pengalaman, pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki (Norwegia) dapat berguna bagi Indonesia ,” katanya.
 
Darwin mengemukakan, gas berperan penting dalam mendukung pasokan energi Indonesia serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Indonesia memiliki sumber gas yang cukup besar yaitu sekitar 160 TCF. Bahkan sumber daya gas unconventional seperti CBM dan shale gas, diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan gas alam.
 
Industri gas telah dikembangkan di Indonesia selama puluhan tahun, Saat ini, Indonesia memiliki tiga kilang LNG di Arun, Bontang dan Tangguh. Karena penemuan ladang gas baru sebagian besar berada di Indonesia bagian Timur, pemerintah berencana untuk membangun kilang LNG baru di Natuna, Donggi-Senoro dan Masella.
 
“Indonesia juga berkomitmen untuk memproduksi LNG dari CBM pada tahun 2014,” tambahnya.
 
Pada saat ini, pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan produksi gas bagi kebutuhan dalam negeri serta mengembangkan infrastruktur gas dengan mempertimbangkan keekonomian lapangan. Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dalam negeri tersebut, pemerintah membangun 3 FSRU di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhan LNG di Jawa dan Sumatera. FSRU ini diharapkan dapat mengatasi defisit gas di daerah-daerah yang banyak memerlukan gas bumi.
 
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam kesempatan yang sama menambahkan, Norwegia memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam pengembangan laut dalam. Hal ini sangat penting bagi Indonesia , lantaran sebagian besar penemuan gas baru berlokasi di laut dalam.
 
Hal lain yang menjadi keunggulan Norwegia adalah kemampuan untuk mentransportasikan LNG dalam bentuk tabung dari kota ke kota .
 
“Jadi mereka membawa LNG dengan vessel di suatu tempat dan dari pelabuhan (terminal) dibawa dengan menggunakan tabung-tabung LNG. Tabung itu dibawa ke kota yang membutuhkan dan baru di kota tersebut, LNG diregassifikasi. Dan itu artinya apa? Saya mendukung supaya memindahkan (gas) itu tidak harus menggunakan pipa. Negara kita kan kepulauan. Jadi kalau bisa, kita (mengangkut LNG) pakai vessel yang kecil ke tempat tertentu dan ke kotanya kan dibawa pakai truk. Setelah itu diregassifikasi,” paparnya.
 
Hubungan bilateral Indonesia dan Norwegia dalam bidang energi  telah berlangsung lama dan merupakan implementasi MoU kerja sama bidang energi antara Kementerian  ESDM Republik Indonesia dengan Kementerian Industri dan Energi Kerajaan Norwegia yang ditandatangani pada 18 September 1995 di Jakarta. Menurut rencana, pada 6-7 Oktober akan diselenggarakan The 6th Indonesia-Norway Energy Bilateral Consultations di  Jogjakarta.
Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.