ICP Desember 2011 Turun Jadi US$ 110,70 per Barel

Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 112,52 per barel,  turun sebesar US$ 3,52 per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai  US$ 116,04 per barel.

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar Internasional, yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu  negara-negara OPEC setuju untuk meningkatkan kuota produksinya menjadi 30 juta barel per hari, sentimen negatif atas pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis finansial zona Eropa dan recovery produksi minyak Libya berlangsung lebih cepat dengan tingkat produksi telah mencapai 0,55 juta barel per hari.

Selain itu,  proyeksi permintaan minyak global tahun 2011 menunjukan penurunan dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency), EIA (Energy Information Administration) dan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bulan Desember 2011 yaitu:

1.  IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 89,0 juta barel per hari atau turun 0,16 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat memburuknya perekonomian global dan tingginya harga minyak saat ini.

2.  EIA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 88,1 juta barel per hari atau turun 0,10 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat turunnya konsumsi minyak negara-negara OECD.

3.  OPEC merevisi permintaaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 87,80 juta barel per hari atau turun 0,02 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat kondisi ekonomi yang buruk dan melemahkan aktivitas manufaktur global.

 

“Faktor lain yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia adalah menguatnya Dollar AS khususnya terhadap Euro menjadikan komoditas minyak menjadi lebih mahal sehingga menurunkan permintaan minyak di kawasan Eropa,” kata Tim Harga Minyak.


Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga dipengaruhi  oleh turunnya konsumsi minyak China sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menurunnya kegiatan manufaktur serta penurunan permintaan dari Jepang atas minyak jenis Minas/SLC sehingga mempengaruhi beberapa harga jenis minyak yang mengacu pada Minas/SLC.


Walaupun harga cenderung mengalami penurunan, namun masih tetap tinggi (di atas US$ 110 per barel) bahkan khusus WTI mengalami kenaikan dibanding bulan November 2011 yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu ancaman embargo negara-negara Barat atas minyak Iran akibat isu nuklir, sehingga Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz yang merupakan perairan penting perdagangan minyak dengan volume minyak mentah yang melewati selat tersebut sebesar 15 juta barel per hari  dan peningkatan konsumsi  minyak mentah akibat membaiknya perekonomian AS  serta penurunan stok minyak mentah.

 

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Desember 2011 dibandingkan bulan November 2011, sebagai berikut:

-   WTI (Nymex) naik sebesar US$ 1,40 per barel dari US$ 97,18 per barel menjadi US$ 98,58 per barel.

-   Brent (ICE) turun sebesar US$ 2,77 per barel dari US$ 110,49 per barel menjadi US$ 107,72 per barel.

-   Tapis (Platts) turun sebesar US$ 1,44 per barel dari US$ 117,26 per barel menjadi US$ 115,82 per barel.

-   Basket OPEC turun sebesar US$ 2,71 per barel  dari US$ 110,08 per barel menjadi US$ 107,37 per barel.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.