Harga Minyak Turun Melambat


Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengemukakan hal itu dalam jumpa pers di Lobby ESDM, kemarin sore.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso, Kepala BPMIGAS Kardaya Warnika, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, Wakil Dirut PT Pertamina Iin Arifin Takhyan serta pejabat eselon I lainnya di lingkungan Departemen ESDM.

 

Harga minyak dunia yang sempat menembus US$ 90 per barel, papar Purnomo, hanya terjadi di pasar AS. Sementara harga basket OPEC dan ICP yang digunakan Indonesia, masih di berada dibawahnya.

 

”Ada beda sekitar US$ 5 per barel dengan ICP yang menjadi patokan kita,” kata Purnomo.

 

Kenaikan harga minyak di AS, lanjutnya, terjadi karena kurangnya stok di AS akibat badai Tornado di Meksiko, melemahnya dolar AS terhadap euro dan masalah geopolitik yaitu ketegangan antara Turki dengan Suku Kurdi di Irak Utara yang letaknya berdekatan dengan lapangan-lapangan minyak Irak.

 

”Hal itu mendorong kenaikan harga minyak dunia, tapi tidak setinggi yang terjadi di AS. Harga basket OPEC masih sekitar US$ 75-80 per barel. Jadi tolong dipahami betul, kenaikan harga minyak itu terjadi di mana dan kapan,” ucap Purnomo.

 

Berdasarkan hasil kajian terhadap pergerakan harga minyak dunia sejak tahun 2000, harga minyak dari bulan Januari hingga September akan terus meningkat, namun akan turun mulai Oktober hingga Desember. (Copyright by Ditjen Migas)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.