Mengecilnya keuntungan dari
bisnis kilang, disebabkan oleh membengkaknya ongkos yang harus ditanggung
lantaran harga beli crude yang lebih
tinggi dari biasanya.
"Di sisi hulu, naiknya
harga minyak membawa keuntungan. Tapi di sisi hilir, margin kilang menjadi
kecil karena ongkosnya tinggi lantaran harga pembelian crude meningkat," jelas Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada
rapat kerja dengan PAH IV DPD, Rabu (12/3) sore.
Dengan keadaan ini, lanjut
Purnomo, tak mengherankan bila investor berpikir ulang untuk membangun kilang.
Padahal untuk kepentingan pembangunan kilang ini, Departemen ESDM telah
mengeluarkan ijin sekitar 20 buah. Namun hingga kini, belum ada hasil yang
memuaskan.
"Sekarang ini memang
tidak ekonomis untuk membangun kilang," katanya.
Pembangunan kilang minyak
memang membutuhkan biaya tidak sedikit. Sebagai gambaran, untuk kilang
berkapasitas 100 ribu barel per hari saja, diperlukan biaya Rp 10 triliun.
Semakin besar kapasitas kilang, makin besar pula biaya yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi kelangkaan
kilang, maka pemerintah mencari solusi dengan menambah kapasitas kilang yang
ada sehingga dapat meningkatkan produksi BBM.