"Bisa saja LNG (dari Senoro) dibawa ke Jawa atau daerah lainnya.Tapi itu berarti harus membangun LNG terminal. Harganya juga harus ekonomis," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai menyaksikan penandatanganan kerja sama 5 proyek energi Indonesia-Jepang di Grand Hyatt Hotel, kemarin.
Lapangan Donggi-Senoro yang berada daerah terpencil dan tidak memiliki infrastruktur pendukung, lanjut Purnomo, menjadikan hanya ada 2 pilihan agar dapat dikembangkan. Membangun industri di daerah tersebut atau diekspor.
"Kami memilih kombinasi antara dalam negeri dan luar negeri. Kalau ini tidak dilakukan, proyek tidak bisa jalan," ujarnya.
Dirut PT Pertamina Ari Soemarno menambahkan, saat ini baru ada satu industri dalam negeri yang menyatakan minatnya membeli LNG dari Senoro. Itupun kuantitasnya terbilang kecil. Padahal kalau diekspor sebagai LNG, nilainya bisa berlipat-lipat.
Meski demikian ia berjanji, jika di masa depan Jawa atau daerah lainnya sudah bisa menerima dan telah memiliki LNG terminal, hasil produksi dari lapangan itu bisa dijual ke kawasan tersebut.
Saat ini, sejumlah negara telah menyatakan minatnya untuk membeli LNG dari Lapangan Donggi Senoro. Antara lain