Fenomena Baru Antrian Minyak Tanah

Hal itu dikemukakan Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya, Senin (21/1), dalam rapat kerja Menteri ESDM dan jajarannya berkaitan dengan masalah antrian minyak tanah dan program pengalihan minyak tanah ke elpiji.

 

“Banyak jerigen yang dipakai untuk antri itu masih baru, ukurannya sama. Jadi ada indikasi ada yang nitip. Ada penadahnya,” kata Hanung.

 

Kecurigaan adanya pelanggaran makin kuat, ketika petugas menemukan banyak di antara mereka melakukan antrian sampai 2 kali. Bahkan dari satu keluarga, bisa 2-3 orang yang ikut melakukan antrian. Padahal kalau hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, tidak memerlukan minyak tanah sebanyak itu.

 

“Untuk mengantisipasi hal ini, kami membatasi minyak tanah yang dibeli maksimal 5 liter dengan membagi kupon, bekerja sama dengan RT dan RW setempat,” katanya.

 

Temuan lain di lapangan, terutama di pinggiran Jakarta seperti Bekasi, Banten dan Tangerang, menunjukkan adanya serangan malam terhadap pangkalan minyak tanah yaitu pemaksaan oleh orang-orang tertentu agar menjual minyak tanah kepada mereka dan dibawa ke Jakarta. Minyak tanah di daerah pinggiran, memang belum banyak ditarik karena belum semua wilayahnya terkonversi. Sementara di Jakarta, sebagian besar wilayah telah terkonversi sehingga jatah minyak tanah juga lebih sedikit. Orang-orang ini ‘berburu’ minyak tanah ke pinggiran Jakarta untuk disalahgunakan pemanfaatannya.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.