â€ÂSelain itu, mendorong harga
minyak bumi ke arah keekonomian, konservasi migas dan mengelola minyak bumi
berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan,†papar Dirjen Migas Kementerian ESDM
dalam diskusi pada The 35th IPA
Convention and Exhibition di JHCC, Kamis (19/5).
Terkait langkah peningkatan
eksplorasi dan produksi migas, papar Evita, peningkatan ekplorasi dilakukan
untuk meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi, mengoptimalkan lapangan existing melalui EOR, work-over dan infil drilling.
â€ÂJuga mengintesifkan penawaran
wilayah kerja migas baru,†katanya.
Sementara peningkatkan
kapasitas infrastruktur migas yang
dilakukan, antara lain mendorong pembangunan kilang di dalam negeri serta
infrastruktur distribusi gas seperti FSRU
di Jawa dan Sumatera, small scale LNG
receiving terminal di East Halmahera, mini
LPG plan di Muba, gas kota dan gas untuk transportasi.
Pemerintah juga mengembangkan
migas unconventional seperti gas
metana batu bara (CBM), shale gas, oil sand, tight gas dan biogenic gas. Mengenai CBM, hingga saat ini telah
ditandatangani 32 WK CBM dan
diharapkan pada 2011 telah dihasilkan listrik dari CBM.
Sedangkan shale gas, pemerintah juga telah melakukan identifikasi potensinya
dan diketahui untuk Sumatera terdapat 3 cekungan shale gas, Jawa 2 cekungan, Kalimantan 2 cekungan dan di Papua yang
berbentuk klasafet formation.
Upaya konservasi migas
dilakukan dengan menekan konsumsi BBM, memanfaatkan flare gas dan meningkatkan efisiensi.
Mengenai harga minyak dan gas
bumi, Evita menjelaskan, pemerintah melakukan upaya dengan mengalihkan subsidi
BBM ke subsidi langsung dan mendorong konsumen gas dalam negeri agar membeli
gas pada harga keekonomian.
Terakhir, upaya pengelolaan
migas berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan, antara lain dengan mendorong
kegiatan hulu dan hilir migas menjadi industri yang ramah lingkungan serta
meminimalisir flare gas.