Donggi Minta Formula Harga Gas Kilang Senoro Diubah

Dengan pembaruan formula itu, harga gas yang semula diperkirakan sebesar US$ 6-7 per juta Btu (British thermal unit) pada level harga minyak US$ 100 per barel, bisa meningkat lebih dari US$ 7 per juta Btu.

 

Dirut Pertamina EP Trisiwindono mengatakan, usulan formula tersebut diajukan kepada BPMIGAS dan menunggu persetujuan badan kuasa pemerintah itu untuk penerapannya.

 

“Formula itu, yang mengusulkan DS LNG ke BPMIGAS. BPMIGAS akan mengevaluasi apakah bisa dengan formula baru itu,” tuturnya akhir pekan lalu.

 

Dengan formula harga baru itu, katanya, harga dasar (floor price) yang sebelumnya menjadi salah satu variabel, dihapus. Namun, penghapusan disertai dengan meningkatkan nilai koefesien pengali terhadap harga minyak sehingga menghasilkan harga yang lebih besar.

 

Patokan harga dasar yang disepakati sebelumnya adalah US$ 3,85 per MMBTU dengan harga Japan Crude Cocktail (JCC) pada US$ 35 per barel.

 

Pembangunan kilang ini berlokasi di Sulteng, semula direncanakan bersamaan dengan produksi gas tahun 2009. Namun pembangunan kilang menjadi tidak jelas akibat kesepakatan harga gas yang belum menemui titik temu.

 

Kilang LNG Senoro dimiliki Grup Medco (20%), Mitsubishi Corp (51%), Pertamina (29%) dan akan memproduksikan LNG sebanyak 2 juta ton per tahun. Alotnya kesepahaman harga dipicu sulitnya mencari titik seimbang antara bisnis hulu dan hilir karena anjloknya harga gas di Jepang yang menjadi konsumen hilirnya. Jika menggunakan formula lama, harga gas di hulu US$ 6 per juta Btu bahkan lebih, dari asumsi harga minyak US$ 90-100 per barel. 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.