Demikian dikemukakan Plt. Inspektur Jenderal Kementerian ESDM M. Teguh Pamudji ketika membuka acara Focus Group Discussion (FGD) Diversifikasi Bahan Bakar Gas dan Pameran Teknologi Berbasis Gas Untuk Sektor Transportasi di Balai Kartini, Rabu (12/12).
Menurut Teguh, minyak dan gas bumi hingga saat ini masih merupakan energi utama sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk menggerakkan roda perekonomian dan melengkapi kehidupan masyarakat khususnya di sektor industri, rumah tangga dan transportasi. Di sisi lain, terus menurunnya tingkat produksi minyak yang disertai meningkatnya kebutuhan BBM dan meningkatnya kebutuhan pasokan gas dalam negeri, menjadi tantangan bagi Pemerintah yang berkewajiban menjamin ketersediaan energi, keterjangkauan harga energi dan menciptakan nilai tambah energi sumber daya mineral dengan memperhatikan aspek lingkungan, sebagaimana telah diamanahkan dalam UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
“Salah satu upaya Pemerintah untuk mengatasi
persoalan tersebut adalah mengoptimalkan pelaksanaan program diversifikasi
energi khususnya melalui konversi dari BBM ke bahan bakar gas,†kata Teguh.
Terkait diversifikasi ke gas ini, sejak tahun 2007, Pemerintah telah melaksanakan beberapa program yaitu konversi minyak tanah ke LPG dan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga yang telah dimulai sejak tahun 2009 dengan jumlah sambungan terpasang yang teraliri gas bumi sampai dengan tahun 2012 yaitu sebesar 56.137 sambungan rumah tangga.
Selain itu, Pemerintah juga membangun SPBG yang telah dimulai sejak tahun 2011 di kota Palembang dan kembali dilanjutkan pada tahun 2012 di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo serta program pembagian converter kit secara bertahap yang telah berlangsung sejak tahun 2011 yang peruntukan diawali di wilayah DKI Jakarta, Palembang dan Surabaya.
“Keberhasilan diversifikasi BBM ke gas ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, apabila kebijakan
penghematan BBM dan peningkatan pendapatan negara tidak berhasil, rakyat dan
kita semua pula yang harus menanggung beban dan akibatnya,†tambahnya.
Penyelenggaraan FGD dan pameran yang berlangsung
tanggal 12-13 Desember 2012 ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian
penyelenggaraan Focus Group Discussion diversifikasi energi melalui
konversi BBM ke BBG yang telah dilakukan di 6 provinsi yaitu Bali, Jawa Timur,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat dan Banten yang mendapat respon positif
dan dukungan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat.
FGD bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap upaya Pemerintah dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi alternatif gas bumi sebagai bahan bakar pada sektor transportasi.
Para pembicara pada FGD berasal dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta, Bappenas, Kementerian Perindustrian, PT. Dirgantara Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, PT. Pertamina dan Akademisi Institut Teknologi Bandung.