Ditargetkan 15 WK CBM Ditandatangani Tiap Tahun

Terhadap target tersebut, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo usai menjadi pembicara pada IndoCBM 2012, Kamis (19/4), optimis dapat tercapai karena minat investor terhadap CBM cukup baik, ditambah lagi harga jualnya terbilang bagus.

Sejak ditandatangani pertama kali tahun 2008, hingga saat ini telah ditandatangani 50 KKS CBM, di mana 3 diantaranya telah berproduksi pada masa dewatering yaitu Blok Sanga-sanga, Sangatta dan Sekayu. Total gas yang diproduksi dari 3 blok tersebut sebesar 1,2 MMSCFD dan digunakan untuk listrik bagi masyarakat sekitar.

“Sebagian besar kontrak yang ditandatangani berlokasi di Sumatera dan Kalimantan,” tambahnya.

Berdasarkan Roadmap Pengembangan CBM  Indonesia, produksi gas dari CBM ditargetkan mencapai 500 MMSCFD, 1.000 MMSCFD pada tahun 2020 dan 1.500 MMSCFD pada tahun 2025.

Gas dari CBM ini diharapkan dapat meningkatkan jaminan pasokan energi di dalam negeri. Apalagi sejak tahun 2010, pemerintah mencanangkan paradigma baru di mana migas termasuk CBM  tidak hanya sebagai sumber penerimaan negara, tetapi juga penggerak ekonomi nasional.

Potensi gas CBM  Indonesia sangat besar yaitu 453,3 TCF yang tersebar pada 11 cekungan hydrocarbon. Dari sumber daya tersebut, cadangan CBM sebesar 112,47 TCF merupakan cadangan terbukti dan 57,60 TCF merupakan cadangan potensial.

CBM Indonesia berada di cekungan Sumatera Selatan (183 TCF), Barito (101,6 TCF), Kutei (89,4 TCF) dan Sumatera Tengah (52,5 TCF) untuk kategori high prospective. Cekungan Tarakan Utara (17,5 TCF), Berau (8,4 TCF), Ombilin (0,5 TCF), Pasir/Asam-Asam (3,0 TCF) dan Jatibarang (0,8) memiliki kategori medium. Sedangkan cekungan Sulawesi (2,0 TCF) dan Bengkulu (3,6 TCF) berkategori low prospective.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.