“Kita tahu, tidak semua daerah
punya pertamax (BBM non subsidi). Jadi daerah kita usahakan ada pertamax,
supaya ada pemerataan,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo
disela-sela rapat kerja Dirjen Migas Kementerian ESDM, Kepala BPH Migas dan
Dirut Pertamina dengan komisi VII DPR, kemarin.
Evita mengemukakan, pada prinsipnya,
pemerintah akan memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia, termasuk menyediakan BBM subsidi
dan non subsidi. Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan BBM sesuai
spesifikasi mobil.
Pengaturan dispenser SPBUakan dilakukan secara bertahap, tergantung
kesiapan infrastruktur. Pada tahap awal, pengaturan dispenser
akan dilakukan di Pulau Jawa. Selama pengaturan dilakukan, Evita menegaskan,
tidak boleh terjadi kelangkaan BBM subsidi.
“Harus ada keseimbangan antara
BBM subsidi dan non subsidi,†tambahnya.
Terkait rencana pembatasan penggunaan
BBM bersubsidi, dalam rapat kerja tersebut Evita menjelaskan, dari sisi teknis,
pihaknya telah menyerahkan laporan kepada Menko Perekonomian untuk
ditindaklanjuti. Hingga saat ini, pemerintah belum mengambil keputusan mengenai
rencana itu.
“Kami dari sisi teknis itu
sudah selesai dan sudah sampaikan pada Menko Perekonomian. Kami belum berani menyampaikan apa-apa karena
masih menunggu hasil dari Menko perekonomian, di manahasilnya itu akan kami bawa kembali ke Komisi
VII untuk bersama-sama memutuskan. Hingga saat inibelum ada keputusan apa-apa dari pemerintah,â€Â
ujar Evita.
Berdasarkan data Mabes Polri, untuk tahun 2009, jumlah sepeda motor mencapai
87 juta atau mencapai 73% dari total kendaraan bermotor di Indonesia. Mobil
pribadi mencapai 17%, mobil barang 7%
dan kendaraan umum 1%.