Direktur Eksekutif IEA Maria van de Hoeven
menyatakan, kesediaan IEA untuk mendukung ASEAN di bidang pengembangan
kapasitas dan penelitian, yang ditunjukkan dengan penandantanganan Nota
Kesepahaman (MoU) antara ASEAN dan IEA di bidang kerja sama energi.
MoU tersebut adalah
pencapaian penting karena akan ASEAN akan mendapat bantuan dari IEA untuk
mengimplementasikan tujuan dan perhitungan energi seperti yang dinyatakan dalam
Kerja Sama Aksi Bidang Energi ASEAN (APAEC) 2010-2015.
Peserta yang hadir dalam AMEM ke-29 tersebut adalah semua menteri bidang energi
negara anggota ASEAN termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia
Darwin Zahedy Saleh, serta wakil mitra dialog yang berasal dari Australia,
China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat.
Terdapat pula utusan dari IEA, Institut Penelitian Ekonomi ASEAN dan Asia Timur
(ERIA) serta konsultan McKinsey & Company.
Pada pertemuan tersebut, diagendakan juga MoU proyek kerja sama ASEAN dengan
mitra dialog lain misalnya Penghargaan Energi ASEAN, Pusat Energi Terbarukan ASEAN,
Program Dukungan untuk Energi Terbarukan ASEAN-Jerman (ASEAN-RESP), Mekanisme
Pembangunan Bersih ASEAN+3 dan Kerja Sama Energi Nuklir.
Selain pembicaraan antarpemerintah, terdapat juga aktivitas kelompok bisnis
seperti Forum Bisnis Energi ASEAN, dialog antara para menteri dan pimpinan
perusahaan (CEO) energi, serta Pameran Energi Brunai (BEE 2011). AMEM ke-30
direncanakan berlangsung di Kamboja pada 2012.