Dirtekling Serukan Penguatan Komitmen Keselamatan pada Forkom Keselamatan Migas 2025

Berita

Jakarta – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi terus berupaya mengoptimalkan pembinaan dan pengawasan pada keselamatan migas, salah satunya melalui penyelenggaraan Forum Komunikasi Keselamatan Migas 2025, yang melibatkan masyarakat industri migas serta pemangku kepentingan, Kamis (13/11)

Mengawali pembukaan diskusi bertajuk ”Keselamatan Migas sebagai Fondasi Energi Berkelanjutan dan Mandiri” tersebut, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas, Noor Arifin Muhammad menyampaikan data statistik kecelakaan kerja baik dari sektor hulu maupun hilir migas di tahun 2025. Dijelaskan Noor bahwa sampai minggu pertama November 2025 masih terjadi kecelakaan fatality sebanyak 8 kasus. Selain itu, masih tercatat cukup banyak kejadian unplanned shutdown di tahun 2025.

 

Menurut Noor, angka kecelakaan ini perlu ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan berkelanjutan melalui peningkatan kompetensi pekerja, disiplin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Migas (SMKM), serta budaya pelaporan dan tindak lanjut yang terbuka dan akuntabel.

 

“Saya mengajak seluruh badan usaha untuk memperkuat komitmen dalam mencegah kecelakaan dan gangguan operasional, karena setiap insiden yang dapat dicegah berarti satu langkah lebih dekat menuju industri migas yang selamat, andal, dan berkelanjutan, “ pesan Noor pada acara yang diselenggarakan ,di Gedung Forum Teknologi, Balai Besar Pengujian Migas “LEMIGAS”, Cipulir tersebut.

 

Untuk sektor hulu migas, dijelaskan Noor bahwa dari data yang statistik kejadian kecelakaan di sektor hulu migas hingga minggu pertama November 2025, sebagian besar kejadian terjadi pada kegiatan inspeksi dan pemeliharaan, aktivitas umum, serta operasi produksi. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan rutin yang tampak sederhana justru masih menjadi sumber potensi risiko yang tinggi apabila disiplin keselamatan tidak dijaga dengan baik dan membutuhkan pengawasan yang lebih ketat.

 

Untuk kecelakaan fatal pada kegiatan usaha hulu, separuh kejadian atau 50% masih terjadi pada kegiatan inspeksi dan pemeliharaan, diikuti oleh konstruksi (25%) dan kegiatan pengeboran (25%). Data ini menjadi pengingat bahwa sektor hulu membutuhkan budaya keselamatan yang tertanam kuat di setiap lini pekerjaan. Adapun kecelakaan fatal pada sektor hilir paling banyak terjadi dalam kegiatan inspeksi dan pemeliharaan (75%), dan konstruksi (25%).

 

“Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memperkuat budaya keselamatan yang tidak hanya didorong oleh kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga terbangun melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Migas yang konsisten dan menyeluruh di setiap kegiatan operasi,” ujar Noor.

 

Lebih lanjut Noor menjelaskan bahwa melalui Sistem Manajemen Keselamatan Migas, kita ingin memperkuat sistem pembinaan dan pemantauan kinerja keselamatan agar lebih terukur, transparan, dan konsisten. Harapannya, setiap BU/BUT migas dapat menerapkan budaya keselamatan dengan lebih disiplin, sehingga tercipta kegiatan operasi yang berkelanjutan serta mencapai target zero accident.

 

“Manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen yang kuat terhadap Keselamatan Minyak dan Gas Bumi. Untuk itu setiap pimpinan perusahaan, Kepala Teknik dan/atau wakil Kepala Teknik, maupun pekerja harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan keselamatan minyak dan gas bumi dalam perusahaannya melalui kepemimpinan dan keteladanan (role model) dalam setiap kegiatan” pungkas Noor mengakhiri.

Kegiatan diskusi kemudian dilanjutkan dengan paparan sesi I dengan tema “Diskusi Keselamatan Migas: Atlas Keselamatan Migas.” Hadir sebagai pembicara perwakilan dari Ditjen Migas yakni Subkoordinator Keselamatan Pekerja dan Umum Hilir Minyak dan. Gas Bumi Onne Aswin Alamsyah yang menyampaikan materi terkait “Overview ATLAS Keselamatan Migas Vol 5 Tahun 2024.” Kemudian dari sisi akademisi dan praktisi Tim Independen Keselamatan Migas (TIPKM) Soehatman Ramli menyampaikan terkait Learning From Event: ATLAS Keselamatan Migas, dan juga dari pelaku usaha migas hadir sebagai pembicara perwakilan PT Pertamina Hulu Energi Muchammad Ali Lukman. Bertindak sebagai moderator Inspektur Migas Madya Rinna Santi Sijabat.

Sesi II dilanjutkan dengan “CEO Safety Talk” terkait sharing session penerapan standar dan budaya keselamatan migas pada BU/BUT. Pada sesi tersebut hadir sebagai pembicara Direktur & COO PT Medco Energi Internasional Tbk dan Direktur Utama PT Medco E&P Indonesia, Ronald Gunawan. Kemudian Head of Operations & Network PT AKR Corporindo Tbk. Joseph Pangilinan dan terakhir VP Central Project Management Pertamina Holding Slamet ST.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai agenda rutin setiap tahunnya ini, dihadiri oleh perwakilan Instansi Pemerintah, Kepala Teknik/Wakil Kepala Teknik pada kegiatan operasi Hulu dan Hilir Migas, Direksi Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap (BU/BUT), Usaha Penunjang, Asosiasi, Akademisi, serta Praktisi. Forum Komunikasi Keselamatan Migas tahun 2025 terselenggara sebagai wadah berbagi pengalaman, pertukaran informasi, dan teknologi untuk peningkatkan pemahaman para peserta dalam upaya keselamatan migas.

(RAW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2025. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.