Dirjen Migas Pimpin Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke 106

Hari Kebangkitan Nasional ke 106 ini, mengambil tema ‘Maknai Kebangkitan Nasional Melalui Kerja Nyata Dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa”. Tema ini, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dirjen Migas, mengandung tiga makna sekaligus menjadi instrumen ukuran sejauh mana nilai-nilai nasionalisme terimplementasi dalam karsa, cipta dan karya kekinian kita secara nyata. Artinya, nasionalisme bukan sekedar diskursus dan wacana yang sorak-sorai.

“Makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan romantisme perjuangan masa lalu. Tetapi bagaimana kita mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut ke dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku kebangsaan selaras dengan tuntutan zaman,” katanya.

Lebih lanjut Menkominfo menyatakan, membangun Indonesia baru di masa depan adalah antitesis dari kepentingan kelompok dan individu, antitesis berpikir kedaerahan, antitesis dari cara berperilaku kepartaian atau golongan. Nasionalisme yang diperlukan adalah nasionalisme yang berkontribusi bagi kedaulatan dan harga diri bangsa kita.

Makna kedua, bahwa kita pada dasarnya menginginkan sebuah keharmonisan dalam perilaku kehidupan bermansyarakat, berbangsa dan bernegara. Nasionalisme terbangun bukan dari perilaku saling menuding, bukan saling menyalahkan dan bahkan bukan untuk saling menyingkirkan. Kekuatan kebangsaan tersemai dalam kohesivitas yang harmonis dari kekuatan dan energi potensi yang telah kita miliki.

“Komitmen untuk berbagi dan bersinergi dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional itulah yang menjadi ukuran, sejauh mana karsa, cipta dan karya kita sudah memberikan kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah,” tambahnya.

Sedangkan makna ketiga adalah memberi rujukan bahwa kekuatan sebuah bangsa tercirikan dari bagaimana perbedaan dan kemajemukan dapat terkelola menjadi kekuatan. Indonesia yang memiliki lebih dari 300 kelompok etnis, lebih dari 250 bahasa daerah dalam percakapan, keragaman dan komposisi pemeluk agama yang tersebar di seluruh nusantara adalah sebuah kekayaan sekaligus kekuatan.

Sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, suku, budaya dan agama, lanjut Menkominfo, kesadaran akan keberagaman harus terjaga dan berkesinambungan. Nilai-nilai toleransi, kemajemukan yang tumbuh berkembang atas dasar komitmen dan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tidak boleh luntur sampai kapanpun.

Dalam sambutan tertulisnya, Menkominfo juga menyoroti adanya penggerusan dari hakekat nasionalisme. Semangat persatuan demi menjunjung tinggi sikap nasionalisme yang dulu didambakan dan dibanggakan, kini menjadi kekhawatiran bersama. Konflik etnis, agama, tawuran warga, pelajar, sikap prasangka antar kepentingan, konflik horizontal dan gangguan keamanan yang masih sering terjadi, menurut dia, merupakan fenomena kebangsaan yang perlu disikapi dengan hati-hati.  Demikian pula perilaku yang mengutamakan kepentingan perorangan dan golongan, masalah narkoba, pornografi dan perilaku koruptif.

“Oleh karena itu, semangat dan makna peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2014 ini adalah semangat untuk berani melakukan evaluasi diri, semangat bagi kekuatan komitmen seluruh komponen dan potensi bangsa dalam membangun Indonesia ke depan yang lebih baik,” tegasnya. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.