Dirjen Migas Kunjungi Pelanggan Komersial dan Industri

Pelanggan komersial yang didatangi adalah Rumah Makan Pagi Sore. Setiap bulannya, restoran ini harus membayar Rp 12-15 juta sebagai biaya berlangganan gas. Biaya ini 50% lebih murah ketimbang menggunakan elpiji.

Sedangkan pelanggan industri yang dikunjungi adalah PT Indofood Sukses Makmur dan PT Interbis Sejahtera yang memproduksi biskuit.

Menurut Branch Manager PT Indofood Abdurachmat, sebelumnya perusahaannya menggunakan solar dalam melakukan kegiatan produksi. Setelah beralih menggunakan gas, biaya yang dikeluarkan lebih efisien karena bisa menghemat 40-50%. Setiap bulan, perusahaan yang terkenal dengan produk mie ini, membutuhkan gas sekitar 590 ribu meter kubik.

Sementara PT Interbis belum sepenuhnya menggunakan gas. Menurut Dirut PT Interbis Sukendro, perusahaannya baru 40% menggunakan gas. Sisanya masih menggunakan bahan bakar minyak.

Sukendro mengaku enggan berinvestasi mengalihkan mesin produksinya menjadi menggunakan gas karena khawatir tidak ada jaminan pasokan.

"Saya juga takut kalau minta tambah gas nanti harganya dinaikkan PGN," katanya.

Menanggapi kekhawatiran itu, Luluk menjelaskan bahwa penetapan harga gas untuk industri merupakan wewenang pemerintah. PGN tidak bisa menaikkan harga sesuka hati.

Mengenai pasokan, menurut Luluk, masih cukup tersedia. Jadi tidak ada masalah bila industri ingin meningkatkan permintaan.
(Copyright by Ditjen Migas).

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.