“Selama ini kan
kapal laut terutama kapal perintis masih menggunakan BBM subsidi jenis solar.
Kalau menggunakan gas, lumayan bisa mengurangi subsidi BBM,†ujar Pelaksana Tugas
Dirjen Migas A. Edy Hermantoro, Rabu (23/1).
Penggunaan LNG untuk transportasi laut, lanjut Edy, sudah
dilakukan di sejumlah negara di Benua Eropa dan berhasil baik. Meski BBM
diganti ke gas, mesin kapal tidak perlu diganti karena nantinya bahan bakar
yang dipakai merupakan kombinasi antara LNG dan solar.
“Berbeda dengan gas untuk transportasi darat, kalau gas
habis, kita switch menggunakan BBM.
Tapi kalau untuk kapal laut ini, kombinasi keduanya. Mungkin 50 banding 50 atau
60 banding 40,†imbuhnya.
Untuk penjajakan ini, Kementerian ESDM akan bekerja sama
dengan Shell. Dalam waktu dekat, akan dilakukan pendataan jumlah kapal perintis
di Indonesia
agar dapat diketahui jumlah konverter kit yang akan dibagikan. Sebelumnya,
Kementerian ESDM telah membagikan 52 konverter kit untuk angkutan sungai di Kalimantan.
Sementara itu untuk transportasi darat, Pemerintah telah membagikan 1.500 konverter kit untuk kendaraan dinas dan kendaraan umum yaitu 500 unit tahun 2011 dan 1.000 unit tahun 2012.(Tursilowulan)