Dibangun Tiga Terminal LNG

Keputusan tersebut ditetapkan dalam rapat terbatas yang dipimpin Wakil Presien Boediono, Senin (18/1) di Jakarta. Rapat dihadiri Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Meneg BUMN Mustafa Abubakar, Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan, Dirut PT PGN Hendi Priyo Santoso dan Dirut PT PLN Dahlan Iskan.

Hatta Radjasa, seusai rapat menjelaskan, pembangunan satu terminal penampung gas membutuhkan dana US$ 230 juta. Sumber pembiayaan dari Pertamina dan PGN. Kapasitas setiap terminal 500 MMSCFD atau sekitar 4 juta ton LNG.

“Rapat memutuskan akan membangun terminal penampungan terapung untuk menampung LNG bagi pasokan kebutuhan gas alam cair di Jawa dan Sumatera,” ujar Hatta.

Pembangunan terminal, lanjut Hatta, dilakukan oleh Pertamina bekerja sama dengan PGN. Adapun PLN bertindak sebagai pengguna jasa gas alam cair tersebut.

“Dan teknologi yang akan digunakan merupakan modifikasi gasifikasi yang paling efisien, paling cepat dan paling murah. Dengan demikian, kita harapkan September 2011, terminal itu sudah bisa beroperasi,” kata Hatta.

Terminal penampungan terapung itu akan dimanfaatkan untuk menampung pasokan LNG dari Blok Tangguh dan Blok Mahakam Kalimantan serta LNG dari lokasi lain seperti Qatar.

Menurut Dahlan Iskan, dengan mengganti BBM dengan gas alam, biaya produksi PLN bisa dihemat sampai Rp 15 triliun per tahun.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.