“Dengan data yang bagus, bersainglah mereka yang punya
uang. Tapi dengan data apa adanya, maka yang datang juga apa adanya,†ujar Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini usai
membuka seminar mengenai kelengkapan data eksplorasi di Balai Kartini, kemarin.
Rudi melanjutkan, bukan hal yang mudah mencari data yang
bagus karena diperlukan dana yang cukup besar dan waktu yang panjang. Ia
mengibaratkan, mencari data seperti menanam pohon durian, dimana hasilnya baru
dapat dinikmati puluhan tahun mendatang atau tabungan bagi anak cucu.
“Seperti halnya kita menikmati migas saat ini, akibat
orangtua kita melakukan (mencari) data dengan baik sampai ketemu (migas)
Lapangan Minas, Duri dan Cepu,†tambahnya.
Kepala Sub Bagian Pengembangan Wilayah Kerja Migas
Konvensional Ditjen Migas, Mustafid Gunawan, menambahkan, dalam 5 tahun
terakhir ini, Pemerintah dengan biaya APBN melakukan survei untuk mendorong
ketersediaan data yang lebih lengkap. Survei terutama dilakukan di
daerah-daerah remote yang kurang
diminati investor.
Peningkatan data juga dilakukan dengan melalui survei
dengan metoda yang lebih modern sehingga diharapkan dapat memberikan deskripsi
yang lebih detil.
Upaya lainnya adalah mendorong penyerahan data hasil kegiatan eksplorasi dan eksploitasi KKKS kepada Pemerintah, meningkatkan kualitas data terbuka, manajemen data terintegrasi dan pemanfaatan data berbasis online.