Ia memaparkan, secara alamiah tingkat produksi migas akan
terus menurun sejalan dengan menurunnya tekanan dan jumlah cadangan migas yang
tak terbarukan (non renewable). Untuk
menahan penurunan produksi yang tajam, diperlukan upaya-upaya dalam bentuk production maintenance dan optimization.
"Tanpa tambahan biaya tersebut, produksi akan menurun
secara alamiah sehingga pendapatan dan margin akan menurun lebih cepat,"
kata
Lebih lanjut ia mengungkapkan, penurunan produksi secara
alamiah merupakan salah satu karakteristik operasi migas yang dapat
mempengaruhi cost recovery.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi cost
recovery adalah kondisi ekonomi makro dan harga minyak dunia serta
mekanisme pembebanan cost recovery.
Terkait kondisi ekonomi makro dan harga minyak dunia,
menurut
Selain inflasi, hukum permintaan dan penawaran juga
berpengaruh pada harga barang dan jasa untuk operasi migas. Ketika terjadi
lonjakan permintaan akan barang atau jasa, maka harga akan melonjak.
“Selanjutnya, tingginya harga pasar migas akan
meningkatkan cashflow KKKS sehingga
dapat memicu peningkatan kegiatan investasi migas yang pada akhirnya dapat
mendorong kenaikan harga barang dan jasa untuk operasi migas,†ungkapnya.
Mengenai mekanisme
pembebanan cost recovery,
Pada tahapan ini, tuturnya, cost recovery yang tinggi justru merupakan hal yang positif karena
akan mempercepat waktu pengembalian biaya yang telah dikeluarkan beberapa tahun
sebelumnya. Percepatan cost recovery
ini akan mempercepat KKKS memperoleh
profit dan pemerintah memperoleh penerimaan yang lebih besar.