â€ÂTetap 100% akan bisa kita
berikan, tapi dengan aturan-aturan yang bisa memungkinkan,†kata Dirjen Migas
Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam acara The 2nd Indonesia - US Energy
Investment Roundtable di Hotel Four Seasons, Jakarta, kemarin.
Selain memberikan cost recovery 100%, untuk menarik
investor mengembangkan shale gas, pemerintah
juga sedang menjajaki kemungkinan untuk memperpanjang masa kontrak kerja sama menjadi
di atas 30 tahun.
â€ÂIni belum kita putuskan, tapi
kita sudah lihat kemungkinannya,†tambah Evita.
Produksi shale gas ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik yang
terus meningkat. Untuk itu, Indonesia perlu belajar dari negara-negara yang
telah berhasil mengembangkan shale gas
seperti Amerika Serikat.
Wakil Menteri untuk Kebijakan
dan Hubungan Internasional AS David Sandalow dalam The 2nd Indonesia - US
Energy Investment Roundtable,mengungkapkan,
pengembangan shale gas memerlukan teknologi tinggi serta proses yang
lama yaitu sekitar 5-6 tahun. Saat ini, produksi shale gas telah
mencapai 30% produksi gas AS dan ditargetkan meningkat menjadi 49% pada tahun
2035. Dengan produksi yang berlimpah ini, harga rata-rata gas di AS hanya
sekitar US$ 3 per MMBTU.