Pada dasarnya, menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita
H. Legowo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, kemarin, kondisi
lapangan yang sudah berproduksi di Indonesia saat ini sudah mature, sehingga memerlukan biaya operasi yang semakin meningkat.
“Secara global, biaya operasi hulu migas di
Untuk tahun 2012, cost recovery diperkirakan mencapai US$ 13,340 juta. Sedangkan tahun ini, cost recovery diperkirakan mencapai US$ 12,33 juta dan hingga 5 September 2011, cost recovery telah mencapai 79% atau sekitar US$ 9,709 juta.
Lebih lanjut Evita memaparkan, hal lain yang menjadi kendala peningkatan produksi adalah pembebasan lahan, tumpang tindih lahan dengan kehutanan dan perkebunan dan pemanfaatan tata ruang daerah.
Selain itu, izin lokasi dan pemanfaatan infrastruktur dan pengadaan barang dan jasa seperti proses pengadaan barang dan jasa, pemanfaatan bersama fasilitas produksi dan penunjukan langsung kepada anak perusahaan oleh PT Pertamina (Persero).