BBM Subsidi Dikendalikan Setiap Saat

Untuk tahun 2014, menurut Menteri ESDM Jero Wacik di Kementerian ESDM, Rabu (26/2), pemerintah mendapat kuota BBM subsidi sebesar 48 juta kiloliter.  Pengendalian perlu dilakukan agar kuota tersebut tidak terlampaui.

“Bulan September, Oktober, November nanti akan kelihatan apakah kuotanya terlampaui atau tidak,” katanya.

Pengendalian penggunaan BBM bersubsidi perlu dilakukan untuk menekan besaran subsidi BBM. Setiap harinya, pemerintah harus merogoh kocek US$ 120 juta per harinya untuk mengimpor BBM subsidi.

“Mengapa kita perlu banyak BBM? Karena ekonomi kita berkembang. Sepeda motor tambah banyak, mobil tambah banyak, TV bertambah, kulkas juga bertambah. Semua itu memerlukan energi,” tambahnya.

Untuk menekan impor BBM tersebut, pemerintah berupaya mengembangkan energi baru terbarukan dan mengganti bahan bakar untuk pembangkit listrik dengan batubara.

Sementara itu mengenai kebijakan konversi BBM ke BBG, kata Wacik, masih tetap berjalan. Diakuinya, kebijakan ini tidak dapat berjalan dengan cepat karena banyaknya kendala yang dihadapi seperti pembebasan lahan. Meski demikian, pemerintah bertekad tetap melaksanakan kebijakan tersebut.

“Anda rasakan sendirilah. Di Jakarta kalau mau bikin SPBG, susah cari tanah. Tapi kita tidak boleh berhenti,” ujarnya.

Menurut rencana, pekan depan Menteri ESDM akan meresmikan SPBG di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.