BBM-Listrik Segera Dibatasi

Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, pengawasan secara ketat perlu dilakukan agar target pengurangan konsumsi, terutama di Jabodetabek, bisa dicapai. Dengan demikian, resiko kenaikan harga BBM bisa dihindari.

"Sekarang kan yang sedang kita jalankan bagaimana menekan volume BBM bersubsidi. Kenyataannya, secara sekilas, corporate yang bertanggung jawab, Pertamina, menyalurkan BBM bersubsidi masih lebih besar daripada jumlah yang kita tentukan," kata Paskah di Jakarta, kemarin.

Dalam APBN-P 2008, pagu anggaran subsidi energi mencapai Rp 187,108 triliun, terdiri dari subsidi BBM Rp 126,816 triliun dan listrik Rp 60,292 triliun. Subsidi BBM digunakan untuk menyubsidi 16,98 juta kiloliter premium, 7,5 juta kiloliter minyak tanah dan 10,94 juta kiloliter solar. Adapun subsidi listrik digunakan untuk menyubsidi BBM untuk pembangkit PLN.

Paskah menuturkan, hingga akhir 2008 pemerintah secara nasional menargetkan konsumsi BBM bersubsidi tidak lebih dari 35-37 juta kiloliter. Khusus di Jabodetabek, konsumsi BBM bersubsidi diharapkan tidak lebih dari 15 juta kiloliter.

Penghematan konsumsi BBM bersubsidi merupakan salah satu skenario penting pemerintah dalam mengamankan APBN-P 2008.

"Jadi kita jaga volumenya untuk pengamanan subsidi di APBN, meski nanti harga minyak lebih dari US$ 100 per barel," katanya.

Paskah mengatakan, sejauh ini pemerintah belum mempertimbangkan opsi menaikkan harga BBM bersubsidi. Pemerintah masih akan menunggu hasil evaluasi perkembangan harga minyak dan stimulus fiskal selama semester pertama 2008.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.