Awal Mei, Pemerintah Tawarkan 20 Wilayah Kerja


“Kami masih mempersiapkan wilayah kerja tersebut.  Dari 20 wilayah kerja itu, termasuk 1 wilayah kerja CBM,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas R. Priyono di Jakarta, Rabu (18/4).

 

Khusus mengenai wilayah kerja CBM, saat ini baru satu perusahaan yang dinyatakan siap yaitu konsorsium Medco-Ephindo di Sumatera Selatan. Diharapkan hingga Mei mendatang, jumlah perusahaan yang siap mengelola CBM dapat bertambah.

 

Dalam pengelolaan wilayah kerja CBM ini, pemerintah menggunakan sistem tunjuk langsung, bukan tender. Jika ditenderkan, kata Priyono, akan merepotkan karena kalau dilakukan pengeboran dan berhasil memperoleh minyak atau gas, harus dipikirkan pula kelanjutan urusannya karena CBM dan minyak atau gas merupakan hal yang berbeda.

 

“Karena itu kita memprioritaskan menawarkan CBM untuk mereka yang sudah punya wilayah kerja,” kata Priyono.

 

Untuk wilayah kerja CBM, pemerintah akan menawarkan split yang berbeda dengan kontraktor migas. Kalau biasanya split 70:30 untuk pemerintah dan kontraktor, maka pada blok CBM ini bagi hasil untuk perusahaan akan lebih besar. Namun berapa split-nya, masih dalam pembicaraan.

 

CBM adalah adalah gas metana yang terperangkap dalam rongga batubara. Proses produksinya sama seperti migas yaitu dengan pengeboran sumur. Namun untuk pengeboran CBM hanya memerlukan kedalaman di bawah 500 meter. Sedangkan migas hingga ribuan meter.

Potensi CBM di Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 453,3 TCF dan sebagian besar berada di wilayah Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Barito dan Kutai. Selebihnya tersebar, antara lain di Kalimantan Timur. (Copyright by Ditjen Migas)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.