Asumsi Makro RAPBN 2009

Sedangkan volume elpiji 3 kg 4.000.000 kilo liter setara minyak tanah dan alpha BBM bersubsidi yang semula 9%, turun menjadi 8,36%.

Asumsi ini disampaikan pemerintah yang diwakili Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo, Kepala BPMIGAS R. Priyono, Komite BPH Migas Hanggono dan Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Achmad Faisal pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Kamis (28/8), dipimpin Ketua Komisi VII Airlangga Hartarto.

Evita Legowo menjelaskan, asumsi BBM bersubsidi terutama premium dan solar, volumenya berkurang masing-masing 1.000.000 kilo liter dari kesepakatan dengan Komisi VII DPR tanggal 4 Juni lalu karena ada upaya pengurangan volume dengan program konservasi dan diversifikasi serta peningkatan pengawasan. Sebelumnya, disepakati volume premium 20.444.354 kilo liter dan solar 12.605.183 kilo liter. Sedangkan volume minyak tanah tetap 5.804.911 kilo liter.

"Program konservasi yang dilakukan, antara lain gerakan hemat BBM, kartu kendali untuk minyak tanah, penggunaan MFO menggantikan HSD di pembangkit listrik dan menyediakan premium dan minyak solar nonsubsidi di SPBU nonsubsidi dalam lingkungan pertambangan, perkebunan dan perbatasan," papar Evita.

Sedangkan program diversifikasi yang dilakukan adalah pengalihan minyak tanah ke elpiji, penggunaan BBN melalui program mandatory BBN untuk sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik, pengembangan penggunaan gas bumi untuk transportasi (CNG dan LGV) dan pengembangan penggunaan gas bumi untuk rumah tangga (gas kota).

Mengenai asumsi ICP US$ 100 per barel, didasarkan pada perkembangan harga minyak dunia yang terus menunjukkan penurunan serta prediksi situasi pasar minyak 2009.

Evita menjelaskan, beberapa negara produsen mematok US$ 90 per barel sebagai target mereka, angket Reuter Agustus 2008 yang memberikan perkiraan rata-rata 2009 untuk WTI sebesar US$ 113 per barel dan rencana OPEC yang akan berusaha menstabilkan harga pada tingkat US$ 90 per barel.

"Karena itu ICP diperkirakan berada pada kisaran US$ 90-110 per barel. Kita ambil tengahnya yaitu US$ 100 per barel," ujar Evita.

Lifting 2009 andalkan 5 KKKS utama
Sementara untuk mencapai lifting minyak untuk RAPBN 2009 sebesar 950.000 barel per hari, pemerintah mengandalkan 5 KKKS utama.

Kepala BPMIGAS R. Priyono mengemukakan, KKKS yang produksinya diharapkan dapat mendukung lifting minyak 2009 adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sebesar 380,20 ribu barel per hari, PT Pertamina EP 125,50 ribu barel per hari, Total Indonesia E&P 91,27 ribu barel per hari, CNOOC 43,95 ribu barel per hari dan ConocoPhillips Blok D (Natuna) 42,95 ribu barel per hari.

KKKS lain yang juga menjadi andalan adalah Medco-Sumatera sebesar 29,83 ribu barel per hari, BP Indonesia (ONWJ) 25,50 ribu barel per hari, BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako 25,26 ribu barel per hari, ExxonMobil (Cepu) 20 ribu barel per hari dan Petrochina Jabung 19,02 ribu barel per hari.
 
Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.