Asing Dominasi Pembiayaan Migas Nasional


Demikian diungkapkan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekjen Departemen ESDM Waryono Karno, ketika menutup seminar tentang prospek dan peluang pembiayaan usaha penunjang migas di Gedung Bank Indonesia, pekan lalu.

 

Minimnya pendanaan bank lokal untuk industri migas, antara lain karena bunganya kalah bersaing dengan  perbankan luar negeri dan tingginya resiko di sektor migas.

 

“Meskipun usaha migas memiliki resiko tinggi, resiko tersebut ditanggung oleh kontraktor kerja sama. Sedangkan pembayaran kontrak antara kontraktor dengan usaha migas termasuk usaha penunjang migas, pada umumnya terjamin,” katanya.

 

Sebagai gambaran, lanjut Purnomo, investasi usaha migas tahun 2006 mencapai US$ 9,763 miliar. Direncanakan tahun 2007 meningkat menjadi US$ 12,960 dan 2008 sebesar US$ 14,786 miliar.

 

Besarnya investasi ini, dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di dalam negeri yang akan mendorong pengembangan usaha migas, termasuk usaha penunjang migas.

 

Keenggananan perbankan dalam negeri untuk membiayai usaha migas, juga diakui Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad. Ia menyarankan agar perbankan lokal membentuk sindikasi dalam melakukan pendanaan  di sektor migas. Terutama untuk pendanaan proyek-proyek besar.

 

“Dengan begitu, bank-bank bisa berbagi resiko sehingga bunga yang diberikan bisa lebih rendah,” katanya.

 

Sementara untuk pembiayaan usaha penunjang migas skala kecil, menurutnya, bisa dikucurkan langsung tanpa sindikasi. (Copyright by Ditjen Migas)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.