Pada perdagangan Senin (16/6) di Singapura, minyak jenis light
sweet untuk pengiriman Juli, turun 0,6% menjadi US$ 134,09 per barel.
Minyak jenis Brent turun US$ 1,06 per barel menjadi US$ 134,05 per
barel.
Sebelumnya dalam pertemuan dengan Sekjen PBB Ban Ki-Moon,
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi menyatakan pihaknya akan
meningkatkan produksi minyak 200.000 barel per hari mulai Juni hingga Juli.
Pada Mei lalu, Arab Saudi meningkatkan produksinya 300.000 barel per hari.
Dengan kenaikan tersebut, maka produksi minyak
Arab Saudi pada Juli akan mencapai 9,7 juta barel per hari. Arab Saudi memahami
bahwa harga minyak yang tinggi, mencapai US$ 139 per barel pada awal bulan ini,
adalah tidak normal. Negara itu khawatir bahwa harga minyak yang bertahan
tinggi akan secara perlahan mengurangi keinginan besar dunia terhadap minyak.
"Kerajaan itu percaya bahwa harga minyak saat ini tidak normal dan ia siap
memulihkan harga ke tingkat yang pantas," kata Ban kepada pers di Jeddah.
Arab Saudi menyerukan diadakan pertemuan negara-negara produsen dan konsumen
minyak pada 22 Juni mendatang di Jeddah untuk membicarakan berbagai langkah
yang terkait dengan harga energi yang terus melonjak.