APOGCE 2013 Resmi Dibuka


Konferensi yang diselenggarakan selama tiga hari oleh SPE-IATMI, merupakan upaya bersama untuk mencari terobosan dan membuka jaringan yang lebih luas di industri hulu migas kawasan Asia Pasifik bahkan secara internasional.
 
"APOGCE 2013 secara khusus juga bertujuan untuk memberikan informasi yang baik kepada para investor dan pelaku bisnis, serta memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia, yang diharapkan akan berujung kepada peningkatan manfaat industri hulu migas untuk kawasan Asia Pasifik," kata Widjonarko dalam sambutannya.

APOGCE 2013 mengambil tema “Maximising The Mature, Elevating The Young”. Tema ini  relevan dengan situasi perminyakan pada saat ini dan terutama di Indonesia yang memiliki banyak  lapangan mature dan berbagai tantangan untuk kegiatan eksplorasi.

Widjonarko memaparkan, industri migas di Indonesia saat ini tengah menghadapi masa sulit sehingga perlu usaha yang luar biasa untuk dapat mengejar target produksi minyak nasional tahun 2013 sebesar 830.000 barel per hari.

Beberapa tantangan yang tengah dihadapi diantaranya tantangan sosial, ekonomi, teknis, regulasi, dan juga tantangan lainnya. Terutama pada saat ini tantangan paling besar yang dihadapi adalah tantangan yang terkait dengan regulasi, khususnya pada saat pembubaran BPMIGAS dan Revisi UU Migas yang sedang berjalan.

Terkait permasalahan perizinan, saat ini sedang disusun Service Level Agreeement (SLA) antara beberapa instansi dibawah koordinasi Kementerian Perekonomian. Diharapkan dengan SLA tersebut proses perizinan dapat lebih disederhanakan dan dipercepat proses pengurusannya.

Intensifikasi lapangan yang sudah ada dengan teknologi EOR, juga merupakan salah satu solusi jangka panjang pemenuhan kebutuhan minyak nasional. Kesuksesan proyek EOR di Duri memakan waktu selama 19 tahun, mulai dari proses inisiasi sampai produksi untuk menghasilkan tambahan produksi minyak 1 milyar barel dengan rata-rata produksi per hari sebanyak 200.000 barel.

Pemerintah juga mendukung dan mendorong dilakukannya kegiatan EOR untuk lapangan-lapangan yang sudah mature. Beberapa pilot project EOR yang saat ini sedang berjalan diantaranya di Lapangan Kaji Semoga-Medco (pilot), Lapangan Tanjung-Pertamina EP (trial), dan Lapangan Widuri-CNOOC SES (pilot).

"Indonesia ingin mengulang kembali sukses besar penerapan teknologi EOR pada Lapangan Minas," tambahnya.

Disamping memaksimalkan lapangan mature, juga dilakukan percepatan pelaksanaan POD serta pembangunan fasilitas untuk pengembangan lapangan-lapangan baru.

Dalam kesempatan itu, Widjonarko meminta agar KKKS melaksanakan firm commitment yang sudah dijanjikan kepada pemerintah, juga melakukan usaha-usaha untuk dapat mendorong program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sehingga bisa mendukung program peningkatan Reserve Replacement Ratio (R3) dan program peningkatan produksi nasional.  (TW)



Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.