“Lapangan-lapangan gas ini sudah
mulai onstream di Q1 tahun 2012. Kita berharap proyek-proyek ini dapat
memberikan tambahan pasokan gas untuk domestik,†ujar Kepala Divisi Humas,
Sekuriti, dan Formalitas BPMIGAS Gde Pradnyana di Jakarta, Minggu (20/5).
Lapangan APN E&F dan
Di luar tiga lapangan gas
tersebut, proyek hulu migas lain yang rampung di kuartal I tahun 2012 adalah
pemasangan pipa penyalur minyak (transfer line) dari Lapangan Tampi, Blok
Merangin Dua, di Musi Rawas, Sumatera Selatan. Lapangan yang dioperasikan oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Sele Raya Merangin Dua ini
sebenarnya sudah mulai berproduksi di tahun 2010, hanya saja selama ini minyak
dari Lapangan ini diangkut ke pelabuhan terdekat dengan menggunakan truk dan
terbatasnya fasilitas jalan membuat pengangkutan sering mengalami kendala.
Selesainya pemipaan ini diharapkan dapat menaikkan produksi minyak dari
lapangan tersebut dari sebelumnya sekitar 1.300 bpd menjadi 1.900 bpd.
Gde menyampaikan, penyelesaian
proyek-proyek hulu migas tepat waktu merupakan kunci untuk segera menambah
pasokan minyak dan gas nasional. BPMIGAS sebagai badan yang mengawasi bisnis
hulu migas telah melakukan beberapa upaya untuk memastikan proyek dapat selesai
tepat waktu. Misalnya saja, BPMIGAS telah membentuk Komite Manajemen Proyek dan
Pemeliharaan Fasilitas produksi. Komite yang berisi 88 tenaga ahli dari BPMIGAS
dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) ini bertugas memberikan
masukan bagi BPMIGAS dalam membuat keputusan terkait pengawasan manajemen
proyek dan kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi. Komite ini akan membantu dan memberi
masukan kepada BPMIGAS dalam pengambilan keputusan secara komprehensif. Dia
akan menjadi forum “peer review†terhadap keputusan yang akan diambil
oleh BPMIGAS atas usulan Kontraktor KKS. Tujuannya adalah untuk mencegah
keterlambatan penyelesaian proyek dan pembengkakan biaya serta mengurangi
unplanned shutdown.