Pemerintah Minta Pertamina Lebih Agresif Kelola WK Migas Baru

Jakarta, Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) agar lebih aktif melakukan eksplorasi  dan investasi di hulu migas Indonesia, terutama di wilayah kerja (WK) migas baru. Selama ini, Pertamina lebih banyak mengambil alih lapangan tua yang produksinya terus menurun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (18/9), mengatakan, Pertamina kurang agresif melakukan eksplorasi migas. Setiap kali Pemerintah melakukan lelang WK migas baru, BUMN tersebut tidak memanfaatkan kesempatan tersebut.

“Kami harus jujur, Pertamina itu kurang agresif melakukan eksplorasi. Jadi setiap menawarkan WK baru ke publik, Pertamina tidak pernah mau mengambil. Dia senangnya investasi di luar negeri,” kata Djoko.

Padahal berinvestasi di luar negeri, belum tentu berhasil baik. Djoko mencontohkan, investasi di luar negeri untuk satu lapangan saja membutuhkan biaya US$ 1,8 miliar. Bahkan investasi Pertamina di Australia yang menelan biaya besar, dalam waktu satu tahun, perusahaan tersebut tutup.  

“Kita harus bersama-sama mendorong Pertamina untuk melakukan eksplorasi dan investasi di Indonesia. Jangan hanya senangnya lapangan tua karena  lapangan tua sudah decline,” imbuh Djoko.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dalam kesempatan yang sama menambahkan, dari sisi sumber daya manusia, perusahaan migas dalam negeri memiliki kemampuan untuk  mengelola WK migas baru.  Misalnya untuk Lapangan Banyu Urip, penemu cadangan migasnya merupakan putra Indonesia. Namun dari sisi biaya, perusahaan migas dalam negeri terkendala modal untuk berinvestasi di lapangan besar. (TW)

 

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.