Penetapan Pelaksanaan Pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3, Investasi US$ 8 Miliar

Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said didampingi Wakil Gubernur Papua Barat Irene Manibuy, menyaksikan diputuskannya final investment decision (FID) proyek pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3, Jumat (1/7) yang ditandai dengan penyerahan empat dokumen FID. Diputuskannya FID juga merupakan tonggak dilanjutkannya proyek hulu migas di Papua Barat. Penyerahan dokumen FID dilakukan oleh Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi kepada BP Regional President Asia Pacific, Christina Verchere.

Turut hadir dalam acara ini, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja serta sejumlah representasi pemangku kepentingan dan pemerintah daerah terkait. Dokumen yang disampaikan oleh Amien Sunaryadi kepada Christina Verchere itu adalah: a. Persetujuan nilai autorization for expenditure (AFE) untuk Pembangunan Kilang LNG Train 3, baik untuk fasilitas darat dan lepas pantai; b. Persetujuan penunjukan pelaksana proyek (EPC Award) untuk pembangunan Kilang LNG dan fasilitas gas lepas pantai (platform dan pipa penyalur); c. Persetujuan pasokan gas untuk pabrik pupuk di Papua d. Persetujuan pembiayaan kilang LNG.

Proyek ini diproyeksikan menyumbang tambahan 3,8 million tons per annum (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh, sehingga total kapasitas kilang akan menjadi 11,4 mtpa. Investasi proyek yang dioperasikan dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh BP Tangguh Berau Ltd itu sekitar US$ 8 miliar. “Ini sebuah milestone bagi industri hulu migas Indonesia. Terlebih-lebih, ini sejalan dengan visi ‘Membangun Indonesia dari Timur’-nya Nawacita,” ungkap Menteri ESDM.

Sudirman melanjutkan, proyek ini menjadi penting karena Indonesia tidak saja membutuhkan pasokan gas yang semakin besar, tapi juga letaknya di wilayah yang strategis di mana daerah Papua dan Papua Barat masih terhitung daerah tertinggal dan harus ditingkatkan pembangunannya.

"Proyek ini juga menjadi simbol bahwa Presiden Jokowi selalu memperhatikan daerah pinggiran. Pelaksanaan konstruksinya saja akan mendorong perekonomian, apalagi nanti kalau sudah mulai menghasilkan gas bumi," papar Sudirman. Proyek Kilang LNG Tangguh mencakup tiga blok wilayah kerja yakni Berau, Muturi dan Wiriagar.

Train 3 menambah 2 anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga LNG baru dan infrastruktur pendukung lainnya. Menurut Amien Sunaryadi, Kilang LNG Tangguh Train 3 ini sangat besar artinya bagi Program 35.000 MW karena 75% dari produksi tahunan LNG dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Itu setara dengan 3.000 MW listrik bagi Indonesia. “Proyek ini juga untuk memenuhi kebutuhan gas bagi kelistrikan di Provinsi Papua Barat hingga 20 mmscfd,” ungkap Amien. Sekitar US$ 1,3 miliar kandungan dalam negeri dari barang dan jasa dipasok oleh perusahaan Indonesia. Ini tentu meningkatkan pendapatan perusahaan nasional atau lokal. “Pekerjaan pengembangan sumur Tangguh ini akan menggunakan kandungan lokal sebesar 35%, antara lain dari sektor pekerjaan sipil, mesin, elektro hingga kelautan,” katanya.

SKK Migas telah menyetujui seluruh AFE serta penunjukan pemenang pengadaan barang dan jasa untuk proyek ini. Selanjutnya, engineering, procurement and construction (EPC) diharapkan dilakukan pada kuartal ketiga tahun ini, yang dilanjutkan dengan masa konstruksi. “Operasi diharapkan dapat dimulai pada 2020,” ungkap Amien. Proyek Kilang LNG Tangguh Train 3 dioperasikan oleh BP Berau Ltd yang memegang saham mayoritas yakni 37,16%. Terdapat enam kontraktor mitra Tangguh lainnya yang digandeng BP yakni MI Berau BV (16,30%), CNOOC Muturi Ltd (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd (12,23%), KG Berau/KG Wiriagar (10,00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc (7,35%) dan Talisman Wiriagar Overseas. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.