Batam, Gas bumi untuk rumah tangga akhirnya mengalir di Kota Batam setelah melalui proses pembangunan sekitar satu tahun. Pengaliran gas bumi yang infrastrukturnya dibangun dengan dana APBN ini, dilakukan oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Perumahan Sentosa Perdana, Kamis (12/1). Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso dan Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo.
Jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) yang dibangun di Kota Batam berjumlah 4.001 sambungan rumah (SR). Selain di Perumahan Sentosa Perdana, jargas juga dibangun di daerah Main Line, Fanindo, Taman Carina, Bambu Kuning, Buana Raya, Muka Kuning Indah 2, Graha Nusa Batam, Mitra Centre, Puri Surya, Taman teratai 1, Buana Point, Muka Kuning Pratama, Moro Indah 2, Suka Maju, Taman Anugerah dan Villa Muka Kuning.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kota Batam ini, Dirjen Migas meninjau Metering Regulation Station (MR/S), mengunjungi rumah yang gas buminya telah mengalir serta rumah yang kompor gasnya masih dalam modifikasi. Diharapkan dalam waktu dekat, seluruh rumah yang telah tersambung jargas dapat menikmati gas bumi.
Pembangunan jargas di Kota Batam dilakukan oleh PT PGN melalui penugasan Pemerintah tahun 2016. Sumber pasokan gas berasal dari JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang. Pembangunan jargas ini juga merupakan salah satu bagian dari rencana Pemerintah menjadikan Batam sebagai salah satu Kota Gas.
Total jargas yang dibangun pada tahun 2016 sebanyak 88.915 SR di 6 lokasi yaitu Tarakan, Surabaya, Batam, Prabumulih, Cilegon dan Balikpapan. PT PGN mendapat tugas membangun jargas di Kota Batam, Kota Surabaya dan Kota Tarakan.
Pemerintah telah melakukan pembangunan jargas sejak tahun 2009 di mana Surabaya dan Palembang menjadi pilot project-nya. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan meningkatkan pelayanan umum dalam penyediaan energi yang murah, bersih, aman dan mudah pemakaiannya serta mengurangi beban subsidi BBM khususnya subsidi minyak tanah dan LPG, yang merupakan komponen subsidi terbesar. Dengan menggunakan jargas, masyarakat dapat berhemat sekitar 40-60% dibandingkan menggunakan LPG.
"Semakin banyak jaringan gas bumi rumah tangga dibangun, yang pertama dihemat adalah subsidi LPG. Kedua, bisa mengurangi impor LPG, yang saat ini 67% LPG dari impor. Sementara gas bumi dari dalam negeri," kata Dirjen Migas IGN Wiratmaja. (TW)