Volume BBN Bersubsidi 2010 Diajukan Sebesar 777.075 KL

Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo usai rapat kerja dengan Komisi VII mengenai asumsi makro RAPBN 2010, Senin (25/5), mengemukakan, seharusnya target volume BBN bersubsidi pada 2010, lebih besar dibanding 2009. Namun karena kondisi harga yang kurang bersaing dengan BBM bersubsidi dan kesulitan bahan baku, membuat pengembangan BBN terhambat. Evita menjelaskan, untuk pengembangan biodiesel, pemerintah tidak menemukan masalah. Tapi tidak demikian dengan bioethanol yang pengembangannya tidak berjalan mulus karena produsen masih menunggu keputusan  harga dan keterbatasan bahan baku molasses (tetes tebu).

“Untuk bioethanol,  masih menunggu keputusan harga dan bahan baku bioethanol yang sebagian besar molasses,  masih terbatas. Sementara untuk bahan bioethanol dari singkong, terkendala besarnya lahan,” katanya. 

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang BBN, seharusnya mandatory bioethanol pada 2010 mencapai 3% dan biodiesel 2,5%. Namun lantaran kondisi yang belum mendukung, mandatory bioethanol pada 2010 masih tetap 1% seperti 2009, sedangkan biodiesel mencapai 5%, di atas mandatory 2,5%.


Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.