"Kita harapkan akhir 2011, (gas CBM) dapat digunakan
untuk listrik," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo ketika
menjadi pembicara pada acara IndoCBM 2010 di JHCC, Rabu (28/4).
Blok CBM tersebut, antara lain Barito Banjar I, Pulang
Pisau, Sangatta I, Tanjung Enim dan Sanga-sanga serta Sekayu. Gas yang
diproduksi diperkirakan mencapai 9,25 MMSCFD dan akan digunakan untuk
pembangkit listrik mini dengan total kapasitas sebesar 23,01 MW.
Selain digunakan untuk listrik, Pemerintah merencanakan
menggunakan gas dari CBM untuk memenuhi kebutuhan domestik seperti gas
"Selain itu, diharapkan pula dapat dihasilkan LNG
dari CBM," tambah Evita.
Khusus CNG untuk transportasi dari CBM, lanjut Evita, akan
dilakukan jika kebutuhan untuk listrik telah terpenuhi atau masih ada sisa gas.
Pemanfaatan CBM untuk CNG transportasi tidak mudah karena memerlukan
infrastruktur khusus seperti SPBG dan pipa.
"CNG masih kita lihat dulu, (apakah) listrik masih
ada sisa gas karena untuk CNG (transportasi) harus ada SPBG dan pipa,"
terangnya.
Sementara untuk LNG dari CBM, President dan CEO Vico
Indonesia Craig Steward mengungkapkan, pihaknya akan memproduksi LNG dari CBM
pada tahun 2012 dengan memanfaatkan kilang LNG Bontang.
Rencana ini disambut baik Pemerintah. Menurut Evita,
sebagian fasilitas kilang LNG Bontang saat ini tidak digunakan karena
berkurangnya pasokan gas. Keadaan ini diharapkan dapat digunakan KKKS CBM untuk
memproduksi LNG. Jika LNG receiving
terminal di Jawa Barat dan Sumatera Utara telah selesai pada tahun 2011,
maka LNG dari CBM tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa dan Sumatera.