Tingkatkan Produksi, Pertamina Didorong Lakukan EOR

Hal itu diungkapkan Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo pada acara seminar peningkatan produksi migas yang diadakana Forum Wartawan ESDM di Hotek Nikko, Selasa (20/4).

 

Dikatakan Evita, tanpa menggunakan EOR, cadangan minyak yang diproduksi baru sekitar 35%. Jika menggunakan EOR, produksinya diperkirakan dapat meningkat menjadi 70%. Namun ini bukan harga mati karena tergantung pada teknologi yang digunakan serta kondisi lapangan. Produksi Pertamina saat ini sekitar 128.000 barel per hari.

 

“Yang bisa diambil (cadangan migas) kalau menggunakan EOR bisa 70%, tergantung teknologinya. Jadi kita masih punya 30% lagi yang bisa diproduksi Pertamina,” ujar Evita.

 

Selain mendorong Pertamina menggunakan EOR, untuk meningkatkan produksi Pemerintah juga mendorong Pertamina dan ExxonMobil Cepu untuk meningkatkan produksinya serta menjaga agar Chevron Pasific Indonesia (CPI) produksinya tetap berkisar pada 370.000 barel per hari.

 

EOR merupakan teknik peningkatan perolehan minyak bumi yang dilakukan dengan menginjeksikan energi dari luar reservoir. Ada tiga macam teknik EOR yang umum. Pertama, teknik termal yaitu menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi.  Ini merupakan teknik EOR yang paling populer. Seringnya menggunakan air panas (water injection) atau uap air (steam injection).

 

Kedua, teknik chemical yaitu menginjeksikan bahan kimia berupa surfaktan atau bahan polimer untuk mengubah properti fisika dari minyak ataupun fluida yang dipindahkan. Hasilnya, minyak dapat lebih mudah mengalir. Ketiga, proses miscible yaitu menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas nitrogen.  

 

Produksi minyak

Sementara itu menanggapi usulan  BPMIGAS dihadapan Komisi VII DPR agar asumsi  produksi minyak dalam APBN-P 2010 diubah dari 965.000 barel per hari menjadi kisaran 917.000 â€" 965.000 barel per hari, Evita menyatakan, Pemerintah tetap berusaha menjaga produksi dapat sesuai target semula yaitu 965.000 barel per hari. Produksi minyak sebesar 917.000 barel per hari dinilainya terlalu pesimis.

 

“Untuk kami, saya tidak mengerti perhitungannya (917.000 barel per hari). Tapi kita mungkin perlu support BPMIGAS supaya (produksi) tidak terlalu jauh dari awal (target),” katanya.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.