Tim
kerja dibagi 3 yaitu Tim Hulu, Hilir dan Pendukung. Tim Hulu terdiri dari
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Direktur Perencanaan BPMIGAS, Kepala Pusat
Lemigas dan BP Tangguh. Tim Hilir terdiri dari Direktur Kimia Hulu Departemen
Perindustrian, Dirut PT Rekayasa Industri, Dirut PT Pusri. Sedangkan Tim Pendukung
terdiri dari Direktur Sumber Daya Energi BPPT, Direktur Teknik dan Lingkungan
Migas, Direktur Pembinaan Program Migas, Direktur Pusat Audit Teknologi BPPT,
Kepala Pusat Sumber Daya Wilayah dan Lingkungan Hidup Departemen Perindustrian
dan Departemen Keuangan.
Tim
ini akan bekerja selama 3 bulan, melakukan kajian dan memberikan masukan kepada
Wakil Presiden mengenai pembangunan pabrik pupuk di Papua agar daerah tersebut
dapat menyediakan kebutuhan pupuknya sendiri tanpa harus mendatangkan dari
daerah lain.
Dalam
rapat koordinasi itu, diketahui terdapat sisa pasokan gas dari Train I dan II
Lapangan Tangguh yang belum terkontrak sebesar 2,7 TCF. Gas itu dapat digunakan
untuk membangun 3 pabrik pupuk dengan kemampuan produksi masing-masing 1 juta
ton urea per tahun selama 25 tahun.
Mengingat
BP Tangguh sebagai operator memiliki lahan yang luas di kawasan tersebut,
diharapkan pabrik pupuk dapat dibangun di wilayah itu dengan kompensasi tertentu.
Lapangan
Tangguh Train I akan mulai berproduksi April 2009 dan mulai dikapalkan pada Mei
2009. Sedangkan Train II, produksi mulai dilakukan Mei 2009 dan
pengapalan Juni 2009.