Subsidi BBM Tahun 2008 Sekitar Rp 40-50 Triliun


Sebelumnya pemerintah  menargetkan angka subsidi turun menjadi sekitar Rp 35,17 triliun untuk tahun 2008. Namun karena ada perubahan harga minyak, maka perkiraan untuk subsidi pun berubah menjadi sekitar Rp 40-50 triliun. Tahun 2007 ini, subsidi BBM diperkirakan mencapai Rp 61,9 triliun.


Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyatakan hal itu pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Selasa (19/6). Dalam rapat yang dipimpin Agusman Effendi, Menteri ESDM didampingi oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Departemen ESDM.

 

Mengenai pengurangan subsidi BBM, Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso menjelaskan, pemerintah telah membuat sejumlah perkiraan perhitungan. Perkiraan dibuat dengan harga minyak mentah antara US$ 56-60 per barel dan volume premium yang disubsidi sebesar 16,95 juta kiloliter (KL), minyak tanah (kerosene) sebesar 8,61 juta KL dan solar 11 juta KL serta 1,28 juta ton LPG dan LPG setara minyak tanah sebesar 728,7 ribu ton, dengan nilai tukar Rp 9.300 dan Rp 9.400.

 

“Departemen ESDM telah mengusulkan dua alternatif besaran subsidi dengan menggunakan harga ICP US$ 57 per barel dan US$ 60, dengan kurs Rp 9.300 dan Rp 9.400. Berdasarkan pada kurs Rp 9.300 dan harga minyak mentah US$ 57/barel, subsidi Rp 40,973 triliun. Dengan kurs yang sama dan harga minyak mentah US$ 60/barel, subsidi Rp 49,69 triliun. Jika menggunakan kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 57/barel, subsidi sekitar Rp 42,75 triliun. Dengan kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 60/barel, subsidi mencapai Rp 51,5 triliun,” jelas Luluk.


Berikut ini selengkapnya perkiraan subsidi BBM yang disusun pemerintah. Perkiraan I, kurs Rp 9.300 dan harga minyak mentah US$ 56/barel, subsidi diperkirakan mencapai Rp 38 triliun. Perkiraan II, kurs Rp 9.300 dan harga minyak mentah US$ 57/barel, subsidi Rp 40,973 triliun. Perkiraan III, kurs Rp 9.300 dan harga minyak mentah US$ 58/barel, subsidi Rp 43,88 triliun. Perkiraan IV, kurs Rp 9.300 dan harga minyak mentah US$ 59/barel, subsidi Rp 46,788 triliun. Perkiraan V, kurs Rp 9.300 dan harga minyak mentah US$ 60/barel, subsidi Rp 49,69 triliun.

 

Perkiraan VI, kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 56/barel, subsidi mencapai Rp 39,81 triliun. Perkiraan VII, kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 57/barel, subsidi sekitar Rp 42,75 triliun. Perkiraan VIII, kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 58/barel, subsidi Rp 45,69 triliun. Perkiraan IX, kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 59/barel, subsidi Rp 48,63 triliun. Perkiraan X, kurs Rp 9.400 dan harga minyak mentah US$ 60/barel, subsidi mencapai Rp 51,5 triliun.

 

Luluk menambahkan, pengurangan besaran alpha (biaya distribusi dan margin Pertamina) 2008 dari 14,1% menjadi 13,5%, dilakukan untuk menekan subsidi. Hal ini sudah dibahas dengan PT Pertamina dan Kementerian Negara BUMN.

 

Sementara mengenai dimasukkannya LPG dalam perkiraan subsidi BBM tahun 2008, berkaitan dengan program pemerintah mengurangi subsidi BBM terutama minyak tanah. (Copyright by Ditjen Migas)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.