Renegosiasi Berhasil, Harga Gas Tangguh Naik Jadi US$ 8 Mulai 1 Juli 2014

Menteri ESDM Jero Wacik dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Selasa (1/7), memaparkan, pihaknya telah melaporkan keberhasilan ini kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada rapat terbatas ekonomi dan disambut gembira oleh Presiden SBY. Presiden, katanya, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Negosiasi Tangguh yang telah bekerja keras sehingga harga gas Blok Tangguh naik signifikan.

Wacik menjelaskan, pada tahun 2002, harga jual gas Blok Tangguh ke Fujian disetujui dengan formula yaitu 5,25% harga Japan Crude Coctail (JCC) atau harga minyak mentah Jepang, ditambah 1,35 FOB. Harga JCC dipatok sebesar US$ 26 per barel. Dengan demikian, harga jual gas Tangguh ke Fujian menjadi US$ 2,7 per MMBTU.

“Harga JCC dipatok maksimum US$ 26 per barel. Jadi berapapun harga minyak JCC, patokannya segitu. Nggak boleh lebih. Itu yang menyebabkan harga jual kita ke Fujian menjadi terpatok,” papar Wacik.

Pada tahun 2006, pemerintah kembali melakukan negosiasi dimana harga JCC dinaikkan menjadi US$ 38 per barel. Dengan perubahan itu, harga jual gas Tangguh menjadi US$ 3,35 per barel. Tahun 2010 juga dilakukan renegosiasi namun belum berhasil.

Kontrak harga jual gas baru Blok Tangguh ke Fujian telah ditandatangani pada 20 Juni 2014 lalu di Tiongkok. Pada amandemen kontrak ini, harga JCC tidak lagi dipatok atau mengikuti harga yang berlaku.  Formula yang disepakati untuk 2014  adalah 0,065 JCC ditambah 1,5 FOB.

“Jika harga JCC US$ 100 per barel, maka harga jual gas menjadi US$ 8 per MMBTU. Kalau per hari ini harga JCC mencapai US$ 110 per barel, maka dengan rumus itu, harga jual gas kita dari Tangguh ke Fujian US$ 8,65 per MMBTU,” jelas Wacik.

Untuk tahun 2015, rumus harga jual gas Tangguh ke Fujian adalah 0,090 JCC ditambah 1,3 FOB. Apabila harga JCC sebesar US$ 100 per barel, maka harga gas Tangguh menjadi US$ 10,30 per MMBTU. Sementara jika harga JCC sebesar US$ 110 per barel, harga jual Tangguh mencapai US$ 11,2 per MMBTU.

Sementara untuk tahun 2016, rumus harga jual Tangguh adalah 0,105 JCC ditambah 1,5 FOB. Dengan harga JCC sebesar US$ 100 per barel, harga gas Tangguh mencapai US$ 12 per MMBTU. Harga ini meningkat menjadi US$ 13,05 per MMBTU jika harga JCC US$ 110 per barel. Sedangkan 2017, rumus harga gas Tangguh adalah 0,110 ditambah 2,3 FOB. Dengan harga JCC mencapai US$ 100 per barel, maka harga gas Tangguh sebesar US$ 13,3 per MMBTU atau US$ 14,4 per MMBTU apabila JCC mencapai US$ 110 per barel.

“Kesepakatan ini  sudah binding, sudah sah dan berlaku 1 Juli 2014 hingga akhir kontrak 2034 atau 20 tahun dari sekarang,” tambah Wacik.

Apabila harga minyak turun, tambah Wacik, Pemerintah Indonesia dan Tiongkok juga telah menyepakati formula harga jual gasnya. Pemerintah juga memiliki kesempatan untuk melakukan  negosiasi ulang harga gas Tangguh pada tahun 2018.

Keberhasilan negosiasi ulang harga gas Tangguh, menjadikan pemerintah dapat memperoleh pemasukan US$ 20,9 miliar hingga akhir masa kontrak. Angka ini empat kali lipat jika dibanding harga lama, dimana pemerintah hanya akan memperoleh pemasukan sebesar US$ 5,2 miliar.

LNG (liquid natural gas) Tangguh adalah megaproyek kilang LNG untuk menampung gas alam yang berasal dari beberapa blok di sekitar Teluk Bintuni, Papua Barat. Blok-blok tersebut adalah Berau, Wiriagar dan Muturi. Sementara itu, pembeli di Fujian adalah CNOOC. Kontrak Gas Tangguh ke Provinsi Fujian ditandatangani pada tahun 2002 pada masa kepemimpinan Presiden Megawati. Saat itu, Indonesia berkomitmen memasok gas mulai tahun 2009 sebesar 2,6 juta ton per tahun, selama 20 tahun. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.