Rakor Penghitungan dan Evaluasi Realisasi Lifting Migas Triwulan II

Acara yang berlangsung 3 hari tersebut, dibuka oleh Kasubdit. Penerimaan Negara Ditjen Migas, I Gusti Suarnaya Sidemen, mewakili Direktur Pembinaan Program Migas Naryanto Wagimin dan dihadiri oleh wakil dari Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, SKK Migas, wakil daerah penghasil migas dan KKKS.

Mengawali sambutannya, I Gusti Suarnaya Sidemen mengingatkan kembali pentingnya kekompakan dan kerja sama yang baik antar-sesama manusia. Jika hal ini dikembangkan, diyakini akan mampu membangun kerja sama yang baik untuk meningkatkan kualitas koordinasi, saling percaya dan efektif.

Mengenai kinerja lifting migas serta harga minyak mentah Indonesia (ICP) selama dua triwulan di tahun 2014 ini yaitu periode Desember 2013 hingga Mei 2014, Sidemen memaparkan, realisasi lifting minyak rata-rata sebesar 792.000 barel per hari atau mencapai 91% dibanding target APBN tahun 2014 sebesar 870.000 barel per hari. Sedangkan realisasi lifting gas bumi untuk periode yang sama, mencapai 7.210.000 MMBTU per hari atau 100,5% dibanding target APBN tahun 2014 sebesar 7.175.000 MMBTU.

"Sementara harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) periode Desember 2013 hingga Mei 2014 sebesar US$ 106,44 per barel atau mencapai 101,4% dibanding asumsi yang telah ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar US$ 105 per barel," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pencapaian target lifting migas selama tahun 2014, masih menghadapi banyak kendala di lapangan, baik kendala operasi, kegiatan pengembangan maupun kendala non-teknis lainnya. Sebagai contoh, terhentinya produksi Medco karena pemblokiran warga.

Di sisi lain, dalam triwulan kedua ini, terdapat beberapa hal yang menggembirakan, antara lain renegosiasi harga jual LNG Tangguh ke China yang berhasil menaikkan harga jual cukup besar sehingga memberikan tambahan pendapatan negara yang signifikan serta telah disetujuinya ijin lingkungan Tangguh Train III.

Sidemen mengatakan, pemerintah bersama SKK Migas dan KKKS selalu berupaya meningkatkan produksi dengan berbagai cara, antara lain melalui optimalisasi perolehan minyak dari cadangan minyak yang ada pada lapangan-lapangan yang telah beroperasi melalui peningkatan manajemen cadangan minyak, melakukan percepatan pengembangan lapangan baru dan percepatan produksi di lapangan-lapangan baru dan lama.

"Upaya lainnya adalah meningkatkan kehandalan fasilitas produksi dan sarana penunjang untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan frekuensi unplanned shutdown sehingga dapat menurunkan kehilangan peluang produksi minyak," tambahnya.

Selain itu, mengupayakan peningkatan cadangan melalui kegiatan eksplorasi dan penerapan EOR serta meningkatkan koordinasi antar-instansi untuk mendukung operasi hulu migas dalam rangka memfasilitasi percepatan proses.perijinan dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan operasi migas sesuai dengan Inpres nomor 2 tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi Minyak Nasional.

Perkembangan harga minyak mentah internasional selama tahun 2014, lanjut Sidemen, sedikit mengalami penurunan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan produksi minyak di Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Brazil dan Argentina serta meningkatnya nilai tukar dollar terhadap mata uang utama dunia lainnya.

Sejalan dengan hal itu, harga rata-rata minyak mentah Indonesia juga mengalami peningkatan. Selama periode Desember 2013 hingga Mei 2014 mencapai US$ 106,44 per barel, sedikit di atas asumsi makro APBN 2014 sebesar. US$ 105 per barel.

Menyusul adanya perubahan tersebut, Pemerintah dan DPR telah menyepakati asumsi makro APBN-P 2014 yaitu lifting minyak sebesar 818.000 barel per hari, lifting gas bumi 7.099.000 MMBTU atau 1.224.000 barel setara minyak, ICP US$ 105 per barel dan nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar Rp 10.600.

"Mencermati hal itu, hendaknya perubahan ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan APBD-P tahun 2014," ujar Sidemen.

Untuk penyusunan rencana APBD 2015 dan rencana strategis 2014-2019, jelasnya lagi, produksi minyak direncanakan 860.000 barel per hari, ICP US$ 100 per barel dan produksi gas 1.248.000 barel setara minyak per hari. Dengan demikian, penerimaan negara dari migas akan mengalami peningkatan pada tahun 2015.

Selain paparan mengenai lifting migas dan ICP, rakor juga diisi dengan tanya jawab dengan wakil-wakil daerah penghasil yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, DKI Jakarta, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat dan Maluku. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.